THAILAND

Kasus Covid-19 Naik, Insentif Pajak dan Uang Tunai Bakal Diberikan

Dian Kurniati
Kamis, 06 Mei 2021 | 15.24 WIB
Kasus Covid-19 Naik, Insentif Pajak dan Uang Tunai Bakal Diberikan

Ilustrasi. 

BANGKOK, DDTCNews – Pemerintah Thailand segera merilis stimulus senilai 225 miliar baht atau Rp103,08 triliun untuk menyelamatkan perekonomian di tengah lonjakan kasus Covid-19.

Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha mengatakan stimulus itu terdiri atas program baru dan perpanjangan program bantuan yang telah ada. Menurutnya, stimulus akan diarahkan untuk menyelamatkan ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah.

"Langkah-langkah tersebut akan segera diputuskan dalam sidang kabinet," katanya, dikutip pada Kamis (6/5/2021).

Prayut mengatakan program stimulusnya yakni perpanjangan pemberian uang tunai setiap bulan dengan pagu 85,5 miliar baht. Selain itu, dia mengusulkan bantuan voucher elektronik kepada pemegang kartu kesejahteraan dan kelompok khusus untuk merangsang konsumsi domestik senilai 140 miliar baht.

Kemudian, ada pemotongan biaya listrik dan air untuk sebagian besar pengguna selama Mei dan Juni 2021. Pemerintah juga menyetujui pemberian subsidi senilai 20 miliar baht agar bank-bank milik negara dapat memberikan kredit berbunga rendah.

Ada pula perpanjangan insentif pajak bagi perusahaan yang mempekerjakan mantan narapidana selama 1 tahun hingga akhir 2021. Sementara dari sisi kesehatan, ada tambahan anggaran 12,6 miliar baht melalui Kementerian Kesehatan untuk menangani gelombang ketiga penularan Covid-19.

Menurut Prayut, pemerintah harus memperketat kembali pergerakan masyarakat untuk mencegah penularan Covid-19. Dia berharap berbagai stimulus tersebut dapat membantu masyarakat miskin dan rentan yang terdampak.

"Kami berharap stimulus ini akan menjangkau 51 juta orang dan menghasilkan 473 miliar baht [setara Rp216,7 triliun] dalam perekonomian," ujarnya, seperti dilansir bangkokpost.com.

Sementara itu, Bank Thailand memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada rekor terendah di level 0,5% untuk mendukung pemulihan ekonomi. Bank sentral mempertimbangkan risiko melonjaknya kasus Covid-19 terhadap perlambatan program vaksinasi dan pembukaan batas wilayah untuk wisatawan yang kembali tertunda. (kaw)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
user-comment-photo-profile
Cikal Restu Syiffawidiyana
baru saja
Melihat kasus Covid-19 yang kembali melonjak di beberapa negara, membuat saya kembali gusar. Penurunan kasus Covid menbuat masyarakat lengah dan malah kembali membuat celah penularan. Apalagi di beberapa negara ada jenis Covid terbaru. Titik terang permasalahan pandemi akibat Covid-19 sepertinya masih jauh dari pandangan. Semoga keadaan membaik. Karena mau bagaimanapun, keadaan di suatu wilayah akan mempengaruhi keadaan di wilayah lain.