Ilustrasi.
DUBLIN, DDTCNews – Posisi Dublin sebagai 'duplikat Silicon Valley' mulai goyah. Dengan tarif pajak cukup rendah, Irlandia memang menjadi magnet bagi banyak perusahaan teknologi dunia. Mark Zuckenberg hingga Elon Musk berlomba-lomba untuk mendirikan markas perusahaan mereka di ibukota Irlandia tersebut.
Namun situasi berpeluang berubah ke depannya. Goyahnya status Dublin sebagai lokasi favorit perusahaan teknologi disebabkan keikutsertaan Irlandia dalam konsensus global. Kesepakatan ini membuat tarif pajak penghasilan (PPh) badan menjadi naik. dari semula 12,5% menjadi 15%.
"Akan ada potensi hilangnya penerimaan negara hingga 2 miliar euro per tahun karena kenaikan tarif ini," Menteri Keuangan Irlandia Paschal Donohoe, dikutip Senin (25/10/2021).
Sebagian ekonom berpendapat langkah Irlandia untuk bergabung dalam konsensi global akan menggerus penerimaan negara. Namun, nilai penerimaan yang hilang diyakini tidak akan terlampau besar.
Menurut Seamus Coffey, ekonom asal Universitas College Cork, tidak akan ada aksi hengkang masal oleh para perusahaan dalam jangka waktu pendek ataupun panjang. Alasannya, kenaikan tarif menjadi 15% dinilai tidak terlalu signifikan dibanding tarif awal.
Setujunya Irlandia untuk memberlakukan tarif pajak minimum global merupakan langkah signifikan. Hal ini menjadi perubahan terbesar sistem pajak Irlandia sejak 20 tahun lamanya.
Tidak heran, diskusi alot terjadi hingga 11 jam antara pemerintah Irlandia dengan pihak global. Sudah menjadi rahasia umum pula bahwa negara ini sejak awal menolak untuk sepakat. Mereka pada awalnya teguh dengan tarif 12,5% untuk mempertahankan perusahaan yang berdiri di sana.
Untuk saat ini, perusahaan seperti Google, Facebook, Yahoo, LinkedIn, eBay, Amazon dan yang terbaru yakni TikTok, telah ramai membuat Dublin menjadi kota teknologi terdepan. Publik pun menunggu, akankah mereka bertahan dengan kebijakan tarif baru atau tidak. (tradiva sandriana/sap)