Ilustrasi.
HANOI, DDTCNews - Asosiasi Produsen Mobil Vietnam (Vietnam Automobile Manufacturers Association/VAMA) meminta pemotongan pajak konsumsi khusus dan biaya pendaftaran untuk kendaraan hybrid.
VAMA menilai kehadiran insentif akan mendorong masyarakat beralih dari kendaraan konvensional menjadi hybrid. Menurut mereka, peran kendaraan hybrid tidak kalah penting dengan kendaraan listrik dalam menurunkan emisi karbon.
"Insentif fiskal untuk kendaraan listrik dan hybrid dapat dikurangi secara bertahap, dan tidak akan diperlukan lagi pada 2050 setelah kendaraan ini mampu bersaing di pasar," sebut VAMA dalam keterangan resmi, dikutip pada Selasa (23/8/2022).
VAMA menyebut pemerintah perlu memberikan insentif fiskal untuk mendorong permintaan dari masyarakat. Di sisi lain, kebijakan ini juga akan meningkatkan investasi di sektor pembangkit listrik dan sistem pengisian daya kendaraan.
Oleh karena itu, asosiasi produsen mobil meminta pemerintah untuk segera menyelesaikan strategi pengembangan dan insentif bagi industri otomotif untuk membantu mencapai tujuan netralitas karbon Vietnam pada 2050.
Awal tahun ini, Majelis Nasional sepakat memotong pajak konsumsi khusus untuk kendaraan listrik menjadi 3% dari sebelumnya 15% selama 5 tahun dan menjadi 11% mulai 2027. Namun, kebijakan serupa belum tersedia untuk kendaraan hybrid.
Seperti dilansir e.vnexpress.net, kendaraan hybrid tetap akan dikenakan tarif pajak normal sebesar 15%. Selain itu, ada biaya pendaftaran kendaraan sebesar 10%-12%, tergantung pada masing-masing pemerintah wilayah.
Beberapa negara juga telah memberikan insentif pajak untuk mendukung kendaraan listrik. Pembeli kendaraan listrik di Korea Selatan akan menerima potongan PPh orang pribadi US$2.000 atau Rp28,4 juta untuk dan potongan pajak pembelian mobil US$1.400 atau Rp20 juta.
Di China, pemerintah menghapus pajak konsumsi dan memotong biaya pendaftaran hingga 50%. Tak ketinggalan, Thailand dan Indonesia memberikan beberapa insentif mendorong pembelian kendaraan listrik selama 5 tahun. (rig)