BERLIN, DDTCNews – Sebuah survei yang diselenggarakan oleh Infratest Dimap, perusahaan yang bergerak di bidang riset terhadap kebijakan di Jerman, menuai satu fakta unik mengenai keengganan warga Jerman apabila tarif pajak diturunkan saat ini.
Dari hasil survei tersebut, ditemukan sebanyak 58% responden ingin pemerintah menggunakan hasil surplus anggaran untuk investasi, sementara 22% ingin menggunakannya untuk melunasi utang negara.
“Hanya 16% saja yang menginginkan tarif pajak turun setelah mengetahui adanya surplus tersebut dan 4% sisanya tidak memberi jawaban,” ungkap hasil survei itu, Selasa (7/9).
Meski demikian, Menteri Keuangan Wolfgang Schauble yang sedang dalam kampanye untuk mencalonkan diri kembali menjadi Menteri Keuangan, tetap menjanjikan adanya penurunan pajak pada tahun 2018 jika ia terpilih lagi tahun depan.
Wolfgang juga berjanji akan memerhatikan warga yang berpenghasilan menengah ke bawah yang selama ini kurang menikmati pertumbuhan ekonomi Jerman beberapa tahun terakhir.
Masih dari hasil survei tersebut, tax ratio di Jerman sebesar 22% di tahun 2015. Selain itu, Jerman adalah negara tertinggi kedua yang menerapkan tarif pajak untuk gaji dan kontribusi keamanan sosial karyawan sebesar 40% di kalangan negara maju.
Sebagai tambahan informasi, Jerman menetapkan tarif pajak penghasilan orang pribadi secara progresif antara 0-45% (sesuai margin) dengan lapisan penghasilan dari €8.652 hingga €254.447.
Seperti dilansir The Wall Street Journal, survei dilakukan terhadap 1.004 responden yang dilaksanakan antara tanggal 29 hingga 30 Agustus 2016, dengan margin of error antara 1,4-3,1%. (Gfa)