Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
JAKARTA, DDTCNews – Bank Indonesia (BI) merilis data defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) Indonesia pada kuartal III/2019 yang membaik dari realisasi pada kuartal II/2019. Pemerintah menilai ada beberapa faktor yang menjadi penyebab perbaikan kinerja tersebut.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan sejumlah perbaikan dalam beberapa indikator makroekonomi berpengaruh pada turunnya defisit transaksi berjalan pada kuartal III/2019. Salah satu indikator yang membaik adalah neraca perdagangan dan tingkat pengangguran yang berkurang.
“CAD ini kan ada perbaikan misal dari sisi unemployment rate yang menunjukan ekonomi kita bergerak jadi lapangan pekerjaan terserap. Kemudian, neraca perdagangan juga ada perbaikan," katanya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (8/11/2019).
Mantan Menteri Perindustrian itu mengungkapkan perbaikan neraca perdagangan menjadi kunci defisit bisa dikurangi pada kuartal III/2019. Perbaikan tersebut, menurutnya, berasal dari kinerja perdagangan nonmigas dan berhasil ditekannya impor migas oleh pemerintah.
Hal tersebut kemudian membuat kinerja perdagangan nasional bergerak menuju arah surplus. Kebijakan biodiesel 30%, lanjut Airlangga, berhasil dalam jangka pendek memangkas impor migas. Selanjutnya, program tersebut akan ditingkatkan dalam rangka mengurangi impor migas untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.
“Defisit migas turun sedikit yang berarti mencerminkan program B20 berjalan. Ini merupakan prioritas kita untuk B30 sedang dibuat roadmap menjadi B40, B70, sampai B100. Ini menjadi langkah quick win kita,” paparnya.
Selain itu, mendorong investasi dan menggairahkan kembali kegiatan ekspor menjadi bagian dari langkah Kemenko Perekonomian untuk secara bertahap memperkecil defisit transaksi berjalan. Hal tersebut, menurutnya, tidak akan berjalan mudah di tengah tren pelemahan ekonomi dunia saat ini.
“Saat ini, global trade lagi rendah dan itu buat harga komoditas turun. Jadi kita perlu tingkatkan nilai tambah untuk produk ekspor kita dan juga perlu meningkatkan dari sisi investasi," paparnya.
BI pada hari ini merilis data CAD Indonesia pada kuartal III/2019 tercatat senilai US$7,7 miliar (2,7% PDB). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan realisasi pada kuartal sebelumnya senilai US$8,2 miliar (2,9% PDB).
Otoritas moneter mengatakan perbaikan CAD didukung oleh menurunnya defisit neraca perdagangan migas di tengah surplus neraca perdagangan nonmigas yang stabil. Perbaikan defisit neraca perdagangan migas dipengaruhi menurunnya impor migas yang diklaim sejalan dengan kebijakan pengendalian impor, seperti program B20.
Sementara itu, surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat stabil di tengah perekonomian dunia yang melambat dan harga komoditas ekspor Indonesia yang menurun. Defisit neraca transaksi berjalan yang membaik juga didukung oleh penurunan defisit neraca pendapatan primer akibat lebih rendahnya repatriasi dividen dan pembayaran bunga utang luar negeri. (kaw)