JAKARTA, DDTCNews - Neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2019 mengalami surplus. Hasil yang disebut sebagai bagian dari usaha pemerintah dalam menekan defisit perdagangan tahun ini.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan neraca yang berbalik positif pada Oktober mengindikasikan mulai terasanya efek kebijakan yang dijalankan pemerintah selama ini. Deretan kebijakan tersebut datang dari berbagai sisi mulai dari meningkatkan ekspor hingga mengurangi impor migas.
"Pencapaian ini mengindikasikan berbagai program yang dijalankan oleh pemerintah berada pada arah yang benar," katanya dalam keterangan resmi, Minggu (17/11/2019).
Airlangga melanjutkan, langkah pemerintah menggenjot ekspor ialah dengan mempermudah perizinan bagi pelaku usaha yang berorientasi ekspor. Dia menyebutkan kebijakan tersebut dilakukan baik dalam jangka pendek hingga panjang.
Untuk jangka pendek, pemerintah terus melakukan deregulasi perizinan bagi pelaku usaha untuk melakukan ekspor. Kemudian, meningkatkan konektivitas untuk memperlancar arus barang ke luar negeri.
Selain itu, untuk jangka panjang, Airlangga menyebutkan untuk menggenjot ekspor harus dilakukan dengan peningkatan kegiatan investasi. Hal penting, untuk memaksimalkan nilai tambah agar setiap tahapan produksi dapat sepenuhnya mengandalkan bahan baku dari negeri.
"Pemerintah pun akan mengambil beberapa langkah untuk meningkatkan kinerja ekspor, salah satunya dari sisi kemudahan dan penyederhanaan proses perijinan dan investasi melalui Omnibus Law,” ungkapnya.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data neraca perdagangan Indonesia yang mengalami surplus sebesar US$161,3 juta. Angka tersebut lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami defisit US$163,9 juta dan juga perbaikan kinerja dari periode yang sama tahun lalu dengan defisit cukup besar yang mencapai US$1,75 miliar.
Adapun nilai ekspor pada Oktober 2019 mencapai US$14,93 miliar, naik 5,92% (mtm) dibandingkan September 2019. Sedangkan, nilai impor pada Oktober 2019 mencapai US$14,77 miliar atau naik 3,37% (mtm) dibandingkan dengan bulan lalu, meskipun dibandingkan Oktober 2018 turun signifikan sebesar 16,39% (yoy). (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.