Menkeu Sri Mulyani dengan materi paparannya dalam konferensi pers APBN Kita. (tangkapan layar)
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mencatat realisasi penerimaan pajak senilai Rp970,2 triliun pada semester I/2023. Angka tersebut setara 56,5% dari target yang dipatok pemerintah, yakni Rp1.718 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penerimaan pajak tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 9,9% (year on year/yoy). Menurutnya, kinerja pajak tersebut lebih cepat ketimbang belanja pemerintah pusat yang baru mencapai 39,7% dari pagu.
"Penerimaan jauh lebih cepat dalam mencapai target dibandingkan belanja negara yang masih di bawah 40%," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (24/7/2023).
Sri Mulyani mengatakan kinerja penerimaan pajak masih menggambarkan tren yang positif sejalan dengan membaiknya aktivitas ekonomi masyarakat. Namun, kinerja penerimaan pajak mulai mengalami perlambatan, terutama didorong penurunan harga komoditas dan perlambatan impor.
Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, pertumbuhan penerimaan pajak pada semester I/2023 memang lebih kecil. Pada semester I/2022 lalu, penerimaan pajak mampu tumbuh mencapai 58,2% (yoy).
Secara bulanan, kinerja penerimaan pajak pada Juni mengalami kontraksi 21%. Kondisi ini jauh berbeda jika dibandingkan dengan kinerja pajak pada Mei 2023 yang masih tumbuh 2,9%.Â
Sri Mulyani kemudian memerinci penerimaan PPh nonmigas mencapai Rp565,01 triliun atau 64,67% dari target. Kinerja penerimaan ini tumbuh 7,85% secara tahunan.
Kemudian, realisasi PPN dan PPnBM tercatat senilai Rp300,64 triliun atau 21,31% dari target. Penerimaan ini mencatatkan pertumbuhan sebesar 14,63%. Sementara itu, PBB dan pajak lainnya terealisasi Rp7,5 triliun atau tumbuh 54,41%. Kinerja ini setara 18,74% dari target.
Meski demikian, realisasi PPh migas yang senilai Rp40,93 triliun mengalami kontraksi sebesar 3,86%. Kinerja penerimaan ini setara 60,12% dari target.Â
"Yang mengalami penurunan sesuai dengan harga komoditas minyak adalah PPh migas," ujarnya. (sap)