Presiden Joko Widodo menyampaikan pengarahan dalam Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2023 di Jakarta, Kamis (7/12/2023). Dalam kesempatan itu Kepala Negara meminta para pemimpin daerah untuk terus mendorong investasi di luar Pulau Jawa karena penyebarannya saat ini baru mencapai 52 persen. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.
JAKARTA, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan komitmen pemerintah mendorong investasi di dalam negeri.
Jokowi mengatakan manfaat investasi tidak hanya menciptakan banyak lapangan kerja. Lebih dari itu, lanjutnya, investasi juga akan meningkatkan penerimaan negara.
"Banyak yang bertanya, Pak investasi itu selain kesempatan kerja [dapat] apa sih? Penerimaan negara. Karena PPh badan pasti kita dapat, PPh karyawan pasti kita dapat, bea ekspor, dan PNBP kalau kita ikut masuk saham berarti juga dapat deviden setiap tahunnya," katanya, Kamis (7/12/2023).
Jokowi mengatakan investasi menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang diperebutkan semua negara. Di dalam negeri, pemerintah juga berupaya menarik investasi dengan memberikan berbagai kemudahan berusaha.
Selain pemerintah pusat, dia menyebut pemerintah daerah juga bakal memperoleh manfaat dari investasi. Pasalnya, investasi juga akan turut berkontribusi pada pendapatan asli daerah.
Jokowi lantas menyinggung pentingnya investor bekerja sama dengan pengusaha lokal, baik nasional maupun daerah. Selain itu, investasi yang masuk juga perlu diarahkan agar berorientasi ekspor.
Menurutnya, kehadiran investasi di Indonesia erat berkaitan dengan pemerataan pembangunan nasional. Saat ini, porsi investasi di luar Pulau Jawa sudah mencapai 52%, dan berpotensi terus meningkat.
"Sekali lagi, kita harus fokus pada investasi yang menggerakkan pertumbuhan ekonomi, yang meningkatkan lapangan kerja, yang memberikan nilai tambah yang tinggi," ujarnya.
Jokowi menambahkan program hilirisasi telah mampu memberikan nilai tambah pada perekonomian nasional. Dia mencontohkan nilai ekspor nikel yang senilai US$3,3 miliar pada 2017, tetapi kemudian meningkat menjadi US$33,8 miliar pada 2022 karena hilirisasi.
Menurutnya, nilai ekspor bakal kembali meningkat jika hilirisasi nikel sampai pada tahap produksi baterai kendaraan listrik dan produksi mobil listrik. (sap)