Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu menyatakan pelebaran defisit APBN pada tahun ini tidak akan berefek pada RAPBN 2025.
Febrio mengatakan pemerintah dan DPR telah menyepakati rentang defisit pada RAPBN 2025 sebesar 2,29% hingga 2,82% terhadap PDB. Menurutnya, pemerintah pun akan menyusun RAPBN 2025 dengan rentang defisit yang disepakati.
"Itu [rentang defisit RAPBN 2025] sudah ditetapkan, jadi kami akan menyusun nota keuangannya harus dalam range itu," katanya, dikutip pada Sabtu (13/7/2024).
Febrio mengatakan pemerintah dan DPR telah melakukan pembahasan pembicaraan pendahuluan RAPBN 2025. Setelahnya, pemerintah akan menyusun RUU APBN 2025 beserta nota keuangannya untuk disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi)Â kepada DPR pada 16 Agustus 2024.
Menurutnya, penetapan postur RAPBN 2025 pun akan tetap mengikuti rentang yang disepakati antara pemerintah dan DPR. Dalam prosesnya, pemerintah juga akan mempertimbangkan kondisi ketidakpastian global yang perlu diantisipasi.
"Itu juga sekaligus menunjukkan komitmen pemerintah untuk terus menjaga disiplin fiskal," ujarnya.
Pemerintah memperkirakan defisit anggaran tahun ini akan lebih tinggi dari yang ditargetkan dalam APBN 2024. Defisit anggaran diestimasi mencapai Rp609,7 triliun atau 2,7% PDB, melonjak dari rencana pada APBN 2024 senilai Rp522,8 triliun atau 2,29% PDB.
Pendapatan negara diestimasi mampu mencapai target Rp2.802,3 triliun, walaupun penerimaan perpajakan diperkirakan shortfall. Adapun soal belanja negara, outlook-nya mencapai Rp3.412,2 triliun atau 102,6% dari pagu Rp3.325,1 triliun. (sap)