Ilustrasi. Petugas melayani pengurusan perizinan usaha di ruang Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat di Gedung BKPM, Jakarta, Selasa (7/7/2020). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.
JAKARTA, DDTCNews – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat adanya kenaikan pengajuan insentif tax allowance yang signifikan dari para pelaku usaha pada tahun ini.
Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal Achmad Idrus mengatakan sampai dengan 1 November 2020 sudah ada 26 pengajuan tax allowance dari pelaku usaha. Jumlah tersebut meningkat 100% dari tahun lalu sebanyak 13 pengajuan.
"Sejak pengajuan insentif investasi tax allowance melalui sistem Online Single Submission (OSS) berlaku efektif mulai 11 Agustus 2020, telah ada 13 pengajuan dari perusahaan," katanya dalam keterangan resmi dikutip Selasa (3/11/2020).
Achmad menyebutkan pengajuan insentif pajak melalui sistem OSS membuat proses evaluasi menjadi lebih cepat. Alhasil, hal tersebut memberikan kepastian kepada pelaku usaha untuk mendapatkan fasilitas fiskal dari pemerintah.
Dia menambahkan BKPM terus berupaya menciptakan iklim investasi yang nyaman bagi pelaku usaha. Hal tersebut berlaku untuk pengajuan insentif pajak yang saat ini sudah sepenuhnya dilakukan melalui sistem OSS seperti tax allowance.
Nilai komitmen investasi dari pelaku usaha yang mengajukan insentif tax allowance sampai dengan 1 November 2020 senilai Rp28,3 triliun. Fasilitas fiskal ini diberikan kepada 166 bidang usaha dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) dan untuk 17 KBLI di berbagai wilayah sesuai sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No.78/2019.
Insentif tersebut diberikan untuk investasi yang memenuhi kualifikasi tertentu seperti dapat menyerap banyak tenaga kerja, memiliki nilai investasi berorientasi ekspor dan memiliki tingkat kandungan lokal yang tinggi.
Keringanan pajak yang diberikan berupa pengurangan penghasilan neto sebesar 30% dari jumlah nilai penanaman modal untuk 6 tahun masing-masing sebesar 5%.
Lalu, penyusutan yang dipercepat atas aktiva tetap berwujud dan amortisasi yang dipercepat atas aktiva tak berwujud, pengenaan PPh atas dividen sebesar 10% dan kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 tahun tetapi tidak lebih dari 10 tahun.
"Beberapa bidang usaha yang telah mendapatkan tax allowance di tahun 2020 antara lain berasal dari sektor industri makanan dan minuman, industri kimia dasar, serta industri pembuatan logam dasar bukan besi," sebut Achmad.
Dia optimistis pengajuan insentif tax allowance akan terus meningkat sampai penghujung tahun. Pasalnya, sudah ada tren peningkatan pengajuan dari hanya 3 pengajuan pada kuartal II/2020 menjadi 10 pengajuan pada kuartal III/2020.
"Seluruh proses perizinan hingga pengajuan insentif dipusatkan melalui sistem OSS. Kita lihat jumlah pengajuan tahun ini lebih banyak dari tahun lalu. Ini pertanda baik, perusahaan mulai memanfaatkan fasilitas yang pemerintah berikan," ujar Achmad. (rig)