SETELAH jeda dua tahun tak dapat menikmati konser akibat pandemi, kini pecinta musik di Tanah Air mulai dimanjakan kembali dengan kedatangan musisi luar negeri. Mulai dari boyband dan girlband asal Korea Selatan hingga grup Westlife menggelar konsernya di Indonesia.
Guna mendukung kesuksesan penyelenggaraan konser, Bea Cukai memberikan fasilitas Admission Temporaire/Temporary Admission (ATA) Carnet. Fasilitas ini sempat diberikan untuk mendukung perhelatan MotoGP hingga Formula E yang digelar di Indonesia.
Lantas, apa itu ATA Carnet?
ATA Carnet adalah dokumen pabean internasional yang diterima sebagai pemberitahuan pabean dan mencakup jaminan yang berlaku secara internasional (Pasal 1 angka 2 Peraturan Dirjen Bea dan Cukai No.PER-09/BC/2015).
ATA Carnet juga dikenal sebagai “paspor barang”. Dokumen ini memungkinkan impor sementara tanpa pengenaan bea masuk dan pajak dalam rangka impor (PDRI). Penggunaan ATA Carnet juga membuat importir tidak perlu menyerahkan jaminan kepada kantor bea cukai.
Hal ini dikarenakan ATA Carnet sudah dianggap sebagai dokumen pabean sehingga importir tidak perlu membuat deklarasi pabean lagi. Barang Impor Sementara dengan menggunakan ATA Carnet juga tidak wajib memenuhi ketentuan larangan dan pembatasan, kecuali ditentukan lain.
ATA Carnet ini seakan menjadi dokumen tunggal untuk kegiatan ekspor-impor barang dan sebagai dokumen transit pabean. Adapun seluruh persyaratan kepabeanan telah diselesaikan di negara asal sebelum keberangkatan barang
Lebih lanjut, ATA Carnet menjadi salah satu bentuk fasilitas yang banyak digunakan oleh negara-negara di dunia untuk mempermudah lalu lintas barang dan/atau jasa antar negara. Merujuk laman DJBC, fasilitas tersebut sudah diterima oleh 78 negara di seluruh dunia.
Syarat penggunaan ATA carnet di antaranya barang tidak akan habis pakai, barang mudah dilakukan identifikasi, dan tidak mengalami perubahan bentuk secara hakiki, kecuali berubah sebagai akibat penyusutan yang wajar karena penggunaannya.
Secara lebih terperinci, berdasarkan PER-09/BC/2015, impor sementara dengan menggunakan ATA Carnet diterapkan terhadap barang impor dengan 5 tujuan penggunaan. Pertama, barang untuk keperluan pertunjukan atau digunakan dalam pameran, pekan raya, pertemuan atau kegiatan sejenis.
Kedua, peralatan profesional atau tenaga ahli. Ketiga, barang untuk tujuan pendidikan, ilmu pengetahuan atau kebudayaan. Keempat, keperluan pribadi wisatawan atau barang yang diimpor untuk tujuan olahraga. Kelima, arang untuk tujuan kemanusiaan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai ATA Carnet dapat disimak dalam Peraturan Menteri Keuangan No.228/PMK.04/2014 dan Peraturan Dirjen Bea dan Cukai No.PER-09/BC/2015. (rig)