MENYEDERHANAKAN proses bagi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya terus dilakukan Ditjen Pajak. Salah satu terobosan otoritas pajak adalah aplikasi Bukti Potong Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23/26 Elektronik atau e-Bupot 23/26.
Aplikasi e-Bupot 23/26 adalah aplikasi yang disediakan DJP Online atau saluran tertentu yang ditetapkan Dirjen Pajak untuk membuat bukti pemotongan, membuat dan melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh Pasal 23/26 secara elektronik.
Untuk tips kali ini, DDTCNews akan menjelaskan cara dan tahapan membuat bukti potong melalui aplikasi tersebut. Silahkan masuk ke akun DJP Online Anda. Pastikan layanan e-Bupot sudah dimunculkan.
Apabila belum, Anda dapat menambahkan hak akses e-Bupot pada menu Profile. Untuk melanjutkan, pilih layanan e-Bupot. Anda kemudian akan diarahkan ke dashboard e-Bupot yang menampilkan daftar SPT yang telah dikirim dan daftar bukti potong.
Sebelum membuat bukti potong, pastikan Anda telah melakukan pengisian nama wajib pajak penandatangan bukti potong, termasuk Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Untuk pengisian nama wajib pajak itu, klik Pengaturan lalu pilih Penandatangan.
Jangan lupa untuk tanda status aktif pada wajib pajak yang dipilih sebelum melakukan penyimpanan.
PPh Pasal 23/26
BERIKUTNYA, untuk membuat bukti potong PPh Pasal 23, klik Bukti Pemotongan di kanal paling atas, kemudian pilih Pasal 23 dan input bukti potong Pasal 23. Isilah data identitas wajib pajak yang dipotong.
Setelah itu, isi data dokumen yang menjadi dasar pemotongan. Selanjutnya, isilah data penghasilan yang dipotong. Isi juga identitas pemotong pajak dan berilah tanda pernyataan yang disediakan sebelum dilakukan penyimpanan.
Untuk membuat bukti potong Pasal 26, klik Bukti Pemotongan di paling atas, pilih Pasal 26 dan input BP Pasal 26. Ingat, langkah-langkah perekaman data bukti potong Pasal 26 sama seperti bukti potong Pasal 23.
Mulai dari mengisi identitas wajib pajak yang dipotong, data referensi hingga pemberian penandaan pada perlakuan pajaknya. Khusus Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B), wajib menyertakan data terkait melalui menu unggah dokumen pendukung.
Pilih tombol hitung untuk memastikan penghitungan pajak otomatis. Jangan lupa memberi tanda pada pernyataan yang telah disediakan sebelum melakukan penyimpanan.
Untuk merekam bukti potong dalam jumlah banyak, Anda bisa manfaatkan fasilitas impor Excel. Anda dapat mengunggah data bukti potong pada file Excel dalam format yang telah ditentukan Ditjen Pajak.
Berikutnya, untuk kepentingan pencetakan bukti potong, Anda dapat memilih menu daftar BP Pasal 23 atau BP Pasal 26. Lalu klik Lihat pada bukti potong yang ingin dicetak. Anda juga bisa menyimpan bukti potong terlebih dahulu dalam format PDF.
Demikian, pedoman pembuatan bukti potong dengan aplikasi e-Bupot. Tentu sangat meringankan beban administrasi dengan jaminan keamanan data karena disimpan diserver DJP. Setelah selesai, jangan lupa untuk log out dari akun DJP Online yah. Mudah, kan? (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.