KINERJA PERDAGANGAN

Neraca Perdagangan Kembali Surplus US$ 2,02 Miliar pada Januari 2024

Dian Kurniati
Kamis, 15 Februari 2024 | 14.00 WIB
Neraca Perdagangan Kembali Surplus US$ 2,02 Miliar pada Januari 2024

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti.

JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada Januari 2024 mencatatkan surplus senilai US$2,02 miliar.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan nilai ekspor pada Januari mencapai US$20,52 miliar atau lebih besar dari impor senilai US$18,51 miliar. Kinerja neraca perdagangan ini melanjutkan tren surplus yang terjadi sejak Mei 2020 atau 45 bulan berturut-turut.

"Surplus Januari 2024 ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya [turun 1,27%] dan bulan yang sama pada tahun lalu [turun 1,87%]," katanya, Kamis (15/2/2024).

Amalia mencatat nilai ekspor pada Januari 2024 senilai US$20,52 miliar, turun 8,06% dari periode yang sama tahun lalu. Khusus ekspor nonmigas, BPS mencatat kinerjanya mencapai US$19,13 miliar atau turun 8,2%.

Berdasarkan sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan turun 3,69%. Kondisi serupa juga terjadi pada ekspor hasil pertambangan dan lainnya yang turun 23,54%. Berbanding terbalik, ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh tipis 0,11%.

Lebih lanjut, negara tujuan ekspor nonmigas pada Januari 2024 paling besar terjadi ke China senilai US$4,57 miliar. Disusul, AS sejumlah US$1,99 miliar dan India US$1,79 miliar. Adapun kontribusi ketiganya mencapai 43,64%.

Di sisi lain, nilai impor mencapai US$18,51 miliar, nail 0,36% dibandingkan dengan periode yang sama 2023. Impor migas senilai US$2,70 miliar atau turun 7,15%, sedangkan impor nonmigas US$15,81 miliar atau naik 1,76%.

Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari 2024 adalah China senilai US$5,95 miliar atau 37,64%. Setelah itu, Jepang mencapai US$1,08 miliar dengan kontribusi 6,81% dan Thailand sejumlah US$0,88 miliar dengan kontribusi 5,53%.

Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor barang modal dan barang konsumsi meningkat masing-masing sebesar 10,16% dan 11,03%. Berbanding terbali, impor bahan baku/penolong justru turun 2,96%.

"Bahan baku/penolong menyumbang setidaknya 72,81% dari total impor pada Januari 2024," ujar Amalia. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.