Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/nym.
JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai penurunan suku bunga Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) sebesar 50 basis point akan berdampak positif terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia.
Sri Mulyani mengatakan penurunan suku bunga The Fed telah dinantikan dan diantisipasi seluruh dunia. Menurutnya, kebijakan The Fed tersebut diharapkan mampu mendorong kegiatan ekonomi di negara lainnya.
"Tentu dampaknya terhadap perekonomian diharapkan positif, baik pada perekonomian Amerika Serikat dan juga kepada seluruh dunia," katanya, dikutip pada Jumat (20/9/2024).
Sri Mulyani menuturkan dunia dalam beberapa waktu terakhir dihadapkan pada kenaikan laju inflasi, sehingga direspons dengan kenaikan suku bunga. Tingkat inflasi dan suku bunga acuan yang "higher for longer" pun menyebabkan pelemahan ekonomi dunia.
Kondisi ini pada akhirnya mendorong arus keluar modal yang meningkat dari negara berkembang. Selain itu, lanjut menteri keuangan, kenaikan suku bunga membuat beban biaya suku bunga tinggi di berbagai negara.
"Karena higher for longer memang salah satu faktor yang memberikan dampak sangat besar terhadap kinerja perekonomian di negara-negara berkembang. Jadi penurunan ini adalah langkah yang memang kita harapkan," ujarnya.
Seperti diketahuui, The Fed telah mengumumkan menurunkan penurunan suku bunga sebesar 50 basis point menjadi 4,75% hingga 5%. Kebijakan ini diambil sejalan dengan laju inflasi AS yang stabil di level 2%. Penurunan suku bunga The Fed ini menjadi yang pertama kalinya sejak Maret 2020.
Sementara itu, Bank Indonesia juga lebih dulu menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis point menjadi 6%. Beberapa pertimbangannya yakni nilai tukar rupiah yang terjaga, laju inflasi stabil, serta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. (rig)