Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan merilis data kinerja penerimaan pajak pada awal tahun fiskal 2020. Realisasi setoran pajak melanjutkan kinerja yang tertekan sejak tahun lalu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan setoran pajak pada bulan pembuka tahun fiskal 2020 mencapai Rp80,2 triliun. Jumlah tersebut terdiri atas setoran pajak penghasilan (PPh) migas sebesar Rp2,9 triliun dan pajak nonmigas sejumlah Rp77,3 triliun.
"Beberapa jenis pajak utama masih mengalami tekanan, tapi ada cerita bagus dari pajak pertambahan nilai (PPN) dalam negeri dan PPh orang pribadi," katanya dalam rilis APBN Kita, Rabu (19/2/2020).
Sri Mulyani memaparkan jenis pajak yang mengalami pertumbuhan melambat antara lain PPh 21 dan PPh final. Untuk PPh 21, realisasi setorannya mencapai Rp15,2 triliun pada akhir Januari 2020. Setoran tersebut tumbuh 0,89%, padahal tahun lalu mampu tumbuh 15,3%.
Dia menyebutkan melambatnya pertumbuhan PPh 21 menjadi perhatian Kemenkeu. Pasalnya, dengan realisasi tersebut maka sebagian besar pegawai tidak mendapat bonus tahunan pada Januari 2020.
Kemudian realisasi setoran PPh final hingga akhir Januari 2020 mencapai Rp10, 6 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 7,6% dan tumbuh melambat dari tahun lalu yang sebesar 18%.
Selanjutnya, setoran PPh badan mengalami kontraksi pada Januari 2020 dengan setoran sebesar Rp6,9 triliun. Realisasi penerimaan tersebut tumbuh negatif 29,3%, padahal pada periode sama tahun lalu mampu tumbuh 60,7%.
"PPh badan mengalami kontraksi cukup dalam karena korporasi melakukan penyesuaian dalam membayar PPh masa, ini merupakan imbas dari kinerja 2019 yang lebih rendah," terang Sri Mulyani.
Sementara itu, PPN impor hingga akhir Januari 2020 mengumpulkan setoran sebesar Rp12,3 triliun. Capaian tersebut tumbuh negatif 11,6% dari kinerja Januari 2019 yang tumbuh 6,3%.
Sedangkan setoran PPN dalam negeri hingga akhir Januari 2020 mencapai Rp17,3 triliun atau tumbuh 15,6%. Kinerja tersebut lebih baik dari Januari 2019 yang terkontraksi 19,2%.
"PPN dalam negeri ini cukup menonjol pertumbuhannya di mana menggambarkan kegiatan produksi yang tetap tumbuh," imbuhnya.(Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.