Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews – Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menegaskan tidak ada pajak baru untuk tahun ini, kecuali pajak gula.
Dia mengatakan pajak gula akan diumumkan selama tahun anggaran 2019. Menurutnya, implementasi dari pemajakan atas objek baru ini memang sedikit tertunda. Pajak atas gula direncanakan senilai 40 sen per liter untuk minuman manis.
“Itu [implementasinya] sedikit tertunda karena kami ingin memastikan bahwa mekanisme ini efektif untuk memenuhi tujuan kesehatan kami,” katanya, Selasa (19/3/2019).
Pajak gula ini awalnya direncanakan mulai berlaku pada 1 April 2019. Namun, pemerintah memutuskan untuk menunda hingga 1 Juli 2019. Pajak gula rencananya akan dikenakan pada minuman yang mengandung gula lebih dari 5 gram per 100 mililiter dan jus yang mengandung lebih dari 12 gram per 100 mililiter.
Mahathir mengatakan mulai tahun depan, pemerintah akan menggunakan pendapatan yang dikumpulkan dari pajak gula untuk menyediakan program sarapan sehat gratis untuk semua anak sekolah dasar.
“Kami ingin anak-anak kami menjadi kuat dan sehat untuk tampil di sekolah,” katanya, seperti dilansir Malaymail.
Terkait dengan pajak secara menyeluruh, Mahathir mengatakan komite reformasi pajak juga tengah mematangkan proposal yang ditujukan untuk meningkatkan penerimaan pajak. Proposal tersebut mencakup langkah-langkah untuk mengurangi kebocoran pajak, menyentuh underground economy, memperbaikin administrasi, dan menemukan sumber pendapatan baru.
“Kami juga merasionalisasi insentif pajak untuk investasi, karena administrasi dan struktur tata kelola insentif investasi saat ini sangat terfragmentasi, mahal, dan tidak efektif,” imbuhnya sambil mengatakan bahwa Malaysia menawarkan lebih dari 130 jenis insentif. (kaw)