Menkeu Sri Mulyani dengan materi paparannya tentang penerimaan pajak pada konferensi pers APBN Kita.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mencatat realisasi penerimaan pajak telah mencapai Rp432,25 triliun pada kuartal I/2023. Capaian tersebut setara 25,16% dari target tahun ini senilai Rp1.718 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penerimaan pajak tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 33,78% (year on year/yoy). Menurutnya, penerimaan pajak terus menunjukkan kinerja positif sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional.
"Pajak kita tumbuh di atas baseline yang sudah meningkat tinggi pada tahun lalu. Ini hal yang sangat positif, dan kita akan jaga terus tentu kepercayaan masyarakat dan momentum pemulihan ekonomi," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (17/4/2023).
Sri Mulyani mengatakan kinerja penerimaan pajak terus menggambarkan tren yang positif. Menurutnya, catatan positif tersebut terjadi karena meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat, baik dari sisi konsumsi maupun investasi.
Kemudian, pertumbuhan penerimaan pajak juga terjadi sejalan dengan implementasi UU 7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP). Penerimaan pajak juga turut ditopang oleh harga komoditas walaupun mulai mengalami moderasi.
Meski demikian, pertumbuhan penerimaan pajak hingga Maret 2023 tersebut lebih lambat dibandingkan dengan periode yang sama 2022. Pada Maret 2022 lalu, penerimaan pajak tumbuh mencapai 41,64% (yoy).
Sri Mulyani memerinci penerimaan PPh nonmigas mencapai Rp225,95 triliun atau 25,86% dari target, sedangkan PPh migas Rp17,73 triliun atau 28,86% dari target. Sementara itu, realisasi PPN dan PPnBM tercatat senilai Rp185,7 triliun atau 24,99% dari target, serta PBB dan pajak lainnya Rp2,87 triliun atau 7,16% dari target.
Dia menilai kinerja penerimaan pajak pada kuartal I/2023 telah menggambarkan pemulihan ekonomi masyarakat yang kuat. Namun, pemerintah tetap akan mewaspadai kinerja penerimaan pajak ke depan karena perekonomian global masih dinamis.
Menurutnya, penerimaan pajak sangat penting untuk membayar berbagai belanja yang manfaatnya langsung diterima masyarakat.
"Ceritanya masih positif, yang tentu kita berharap tetap terjaga meskipun kita tetap waspada dengan berbagai signal-signal perlemahan di level global," ujarnya. (sap)