Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah mengusulkan defisit anggaran 2024 sebesar Rp522,8 triliun atau 2,29% dari PDB, naik tipis dari outlook defisit anggaran 2023 sebesar 2,28%.
Dalam Pidato Pengantar RAPBN 2024 dan Nota Keuangannya yang disampaikan di hadapan DPR, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan defisit anggaran Indonesia sudah turun lebih cepat jika dibandingkan dengan negara lain.
"Defisit fiskal Indonesia sudah kembali di bawah 3% PDB, 1 tahun lebih cepat dari rencana awal," katanya, Rabu (16/8/2023).
Menurut Jokowi, banyak negara yang memiliki defisit lebih besar dari Indonesia. Contoh, defisit di India pada tahun lalu sebesar 9,6%. Defisit di Jepang dan China sebesar 7,8% dan 7,5%. Adapun defisit anggaran di AS dan Malaysia masing-masing sebesar 5,5% dan 5,3%.
Berkat defisit yang turun dengan cepat, rasio utang Indonesia juga mampu turun dengan cepat. Tak hanya itu, rasio utang Indonesia juga relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan rasio utang negara lain.
"Rasio utang Indonesia juga salah satu yang paling rendah di antara kelompok negara G20 dan Asean, bahkan sudah menurun dari 40,7% PDB di tahun 2021 menjadi 37,8% di Juli 2023," ujar presiden.
Sebagai contoh, rasio utang Malaysia saat ini sudah mencapai 66,3%. Sementara itu, China sudah mencapai 77,1%. Di India, rasio utang tercatat lebih tinggi, yaitu sebesar 83,1%.
Capaian tersebut menunjukkan Indonesia mampu menangani krisis dengan baik dan tidak bernasib sama seperti 36 negara lain yang harus mendapatkan penanganan dari IMF karena tekanan ekonomi dan beban utang.
"Indonesia telah berhasil mengatasi tantangan besar akibat pandemi dengan hasil yang baik. Bahkan, Indonesia menjadi salah satu negara yang berhasil menangani krisis kesehatan dengan cepat dan baik," tutur Jokowi. (rig)