Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN KITA September 2021, Kamis (23/9/2021).
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah secara bertahap mulai mengurangi pembiayaan APBN melalui utang setelah melebarnya defisit anggaran dan peningkatan utang pada tahun lalu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi pembiayaan utang pada APBN 2021 senilai Rp550,6 triliun hingga Agustus 2021, turun 21% dari periode yang sama tahun lalu. Realisasi tersebut sekitar 47% dari target pembiayaan utang tahun ini sejumlah Rp1.177,4 triliun.
"Ini karena ada penyesuaian target penerbitan SBN neto. Kami memakai saldo anggaran lebih (SAL) tahun lalu. Kita menggunakan SAL, menyesuaikan investasi kita, dan juga ada SKB III dengan BI," katanya dalam Konferensi Pers APBN KITA September 2021, Kamis (23/9/2021).
Sejalan dengan strategi tersebut, Kementerian Keuangan mencatat penggunaan SAL pada APBN 2021 per Agustus telah mencapai Rp37,9 triliun atau tumbuh 22.497,1% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Penggunaan SAL yang besar tahun ini dan adanya Surat Keputusan Bersama (SKB) III dengan Bank Indonesia (BI) membuat pemerintah memutuskan untuk menurunkan secara drastis penerbitan surat berharga negara (SBN).
"Ini adalah cerita konsolidasi fiskal yang konsisten. Kami tetap menangani Covid-19, memulihkan ekonomi, tetapi konsolidasi fiskal dilakukan dan issuance utang menurun," ujar Sri Mulyani.
Tambahan informasi, defisit anggaran per Agustus 2021 tercatat senilai Rp383,2 triliun atau 2,32% dari PDB. Defisit anggaran turun -24% bila dibandingkan dengan Agustus tahun lalu yang mencapai Rp503,8 triliun atau 3,26% dari PDB. (rig)