Cuitan DJP melalui akun Twitter Kring Pajak. (foto: hasil tangkapan layar)
JAKARTA, DDTCNews - Sejumlah wajib pajak mengalami kendala ketika mengurus pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan badan melalui e-form dan mengeluhkannya kepada Ditjen Pajak (DJP) di media sosial.
Salah satu wajib pajak tersebut, yaitu pemilik akun @Dikadik03688978 yang gagal mengirimkan SPT Tahunan melalui e-form. Dalam gambar hasil tangkapan layar yang dikirimkan kepada akun Twitter @kring_pajak, tertulis data SPT yang disampaikan tidak valid.
"@kring_pajak mohon bantuannya saya dari tadi pagi mau submit e-form untuk SPT badan kok masih tidak valid ya? Soalnya saya sudah cek satu-satu, form sudah terisi dengan benar," cuitnya di media sosial, Selasa (26/4/2022).
DJP melalui akun @kring_pajak kemudian menjelaskan beberapa wajib memang dapat memperoleh pajak notifikasi "Gagal kirim SPT. Data SPT tidak valid" pada e-form SPT Tahunan badan. Dalam hal ini, DJP menyarankan wajib pajak melakukan sejumlah langkah sebagai solusinya.
Pertama, memastikan sahamnya tidak nol rupiah dan jumlahnya 100% pada formulir 1771-V. Kedua, memberikan centang pada tarif PPh di halaman induk.
Ketiga, memastikan nama file-nya tidak dobel sehingga tidak akan ada file dengan nama…(1). Keempat, melakukan centang untuk satu tahun pajak. Kelima, mengecek ulang Adobe Acrobat Reader yang digunakan.
"Pastikan Adobe Acrobat Reader DC-nya tidak auto update," bunyi cuitan @kring_pajak.
UU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) mengatur batas akhir penyampaian SPT Tahunan wajib pajak badan dilakukan paling lambat 4 bulan setelah berakhirnya tahun pajak atau 30 April 2022 untuk SPT Tahunan 2021.
Wajib pajak dapat melaporkan SPT Tahunan secara manual atau online seperti melalui e-form, e-filing, dan e-SPT.
Penyampaian SPT Tahunan yang terlambat akan dikenai sanksi administrasi berupa denda. Denda terlambat melaporkan SPT Tahunan pada wajib pajak badan senilai Rp1 juta. (rig)