MOJOKERTO, DDTCNews – Strategi menerapkan bayar pajak pakai sampah di Kota Mojokerto (Bapak Samerto) berhasil membuat kondisi lingkungan tampak lebih asri. Pasalnya seluruh warga membayar pajaknya menggunakan sampah yang disetor melalui bank sampah terdekat.
Ketua Pelaksana Bank Sampah Mojokerto Sisprihatin Edy mengatakan sampah yang terkumpul itu tidak serta merta menggantikan peran uang untuk menyetor pajak. Namun, pengepul menjual sampah itu terlebih dahulu, lalu uang hasil penjualan dibayarkan untuk membayar pajak.
“Uang yang terkumpul akan disetor ke Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKAS) untuk menyetor pajak bumi dan bangunan. Jadi dari sampah sudah berubah menjadi uang untuk membayar pajak,” ujarnya di Mojokerto, Jumat (11/10).
Implementasi yang sudah berjalan ini diklaim mendapat respons yang sangat baik. Warga berbondong-bonbong mengumpulkan sampah untuk menambah dana untuk membayar PPB, bahkan ada wajib pajak yang sama sekali tidak bayar pajak dengan dengan uang konvensonal.
Edy menilai program Bapak Samerto akan membantu warga meringkankan pembayaran pajak sekaligus mendorong warga membantu menjaga kebersihan lingkungan. “Program Bapak Samerto sangat membantu dari keuangan daerah dan lingkungan,” tuturnya seperti dilansir suryamalang.tribunnews.com.
Program ini pun dinilai membuat warga semakin semangat untuk menjauhkan daerah dari kesan kumuh. Ada pula warga yang mengumpulkan sampah hingga 23 kilogram setiap bulan, sampah itu harus sudah kering seperti kertas, plastik koran dan kardus.
Selain warga berlomba-lomba menciptakan lingkungan yang terbebas dari sampah, sambung Edy, warga juga turut serta dalam mengikuti undian umrah setiap tahun bagi pembayar pajak dengan sampah dan tepat waktu.
Giatnya warga dalam mengumpulkan sampah membuat pemerintah setempat kian memperbanyak jumlah bank sampah. Pada 2018, tercatat ada 179 bank sampah dengan cakupan 15 ton sampah setiap bulan dan penjualan mencapai Rp25 juta per bulan. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.