Ilustrasi.Â
WARSAWA, DDTCNews - Pemerintah Polandia mengumumkan bakal mengakhiri tarif PPN 0% atas makanan yang diberlakukan 2 tahun lalu. Kebijakan ini diambil untuk meredam dampak lonjakan inflasi.
Kementerian Keuangan menyatakan insentif PPN 0% sudah tidak diperlukan sejalan dengan perlambatan kenaikan harga dalam beberapa waktu terakhir. Pencabutan insentif PPN 0% juga diproyeksi tidak akan berdampak terlalu besar terhadap laju inflasi.
"Kementerian Keuangan memutuskan untuk tidak memperpanjang penurunan sementara tarif PPN setelah 31 Maret 2024," bunyi pengumuman Kemenkeu, dikutip pada Kamis (14/3/2024).
Tarif PPN 0% atas makanan diterapkan mulai Februari 2022. Saat itu, inflasi tahunan tercatat mencapai 9,2% pada Januari 2022. Inflasi kemudian melonjak ke puncaknya di level 18,4% pada Februari 2023, tetapi terus menurun setelahnya.
Pada Januari 2024, laju inflasi telah turun hingga menjadi 3,9%, pertama kalinya berada di bawah 4% dalam hampir 3 tahun. Harga makanan dan minuman memang masih mengalami kenaikan sebesar 4,9% secara tahunan pada Januari 2024, tetapi ini angka terendah sejak September 2021.
Kementerian Keuangan pun mencatat kenaikan harga pangan dan inflasi secara keseluruhan diperkirakan akan terus melambat pada data Februari dan Maret 2024. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, tarif PPN atas makanan akan kembali diterapkan sebesar 5% mulai 1 April 2024.
Rencana pemerintah mengakhiri tarif PPN 0% atas makanan mendapat penolakan dari partai oposisi Hukum dan Keadilan (PiS). Kebijakan ini dinilai akan sangat menguras dompet masyarakat.
PPN 0% atas makanan merupakan kebijakan yang diambil oleh Perdana Menteri Mateusz Morawiecki, yang diusung PiS. PiS menjadi partai oposisi sejak Desember 2023 karena gagal meraih suara mayoritas di parlemen.
"Tarif PPN 0% atas makanan akan hilang mulai 1 April. Sayangnya, ini bukan lelucon April Mop," kata Morawiecki melalui akun media sosial X.
Ketika pemerintahan PiS mengumumkan perpanjangan tarif PPN 0% atas makanan pada akhir 2023, Kemenkeu sempat menghitung potensi penerimaan yang hilang akibat kebijakan ini senilai €684 juta atau sekitar Rp11,66 triliun pada sepanjang 2024.
Adapun bank sentral Polandia, memperkirakan laju inflasi akan bertahan sebesar 3% pada tahun ini apabila pemerintah memberikan berbagai insentif fiskal. Tanpa intervensi fiskal, inflasi diproyeksi mencapai 5,7%.
"Situasi ekonomi dan laju inflasi Polandia sangat bergantung pada kebijakan fiskal saat ini dan masa depan, termasuk skala dan cakupan tindakan perlindungan anti-inflasi yang dilakukan," bunyi pernyataan bank sentral dilansir notesfrompoland.com. (sap)