Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) bersama otoritas kepabeanan negara yang tergabung dalam Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) menggelar pertemuan tahunan, pekan lalu.
Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan DJBC Budi Prasetiyo mengatakan pertemuan otoritas kepabeanan BIMP-EAGA ini membahas upaya peningkatan kerja sama dalam memfasilitasi perdagangan antarnegara anggota. Melalui efisiensi perdagangan lintas batas, diharapkan kerja sama ekonomi dan integrasi dapat meningkat.
"Sebagai trade facilitator dan industrial assistance, Bea Cukai memainkan peran vital dalam meningkatkan efisiensi dan keamanan perdagangan lintas negara di BIMP-EAGA untuk menciptakan lingkungan perdagangan dan investasi yang kondusif," katanya, Rabu (30/10/2024).
Budi mengatakan pertemuan ini berbagai upaya BIMP-EAGA dalam meningkatkan kolaborasi antarnegara anggota. Beberapa di antaranya yakni penyederhanaan prosedur kepabeanan, pemberian fasilitas perdagangan, pengawasan dan penegakan hukum, serta pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Guna mendukung penyederhanaan prosedur kepabeanan, para pimpinan otoritas kepabeanan sepakat untuk mengeksplorasi cara-cara baru seperti memanfaatkan teknologi informasi. Sementara dalam memfasilitasi perdagangan, ditekankan pentingnya program Authorized Economic Operator (AEO) untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi rantai pasokan global.
Inisiatif peningkatan kapasitas AEO bertujuan meningkatkan kesadaran dan mendorong partisipasi yang lebih besar dari sektor swasta, khususnya UMKM di wilayah BIMP-EAGA.
Kemudian dalam aspek pengawasan dan penegakan hukum, otoritas kepabeanan berkomitmen melaksanakan inisiatif berbagi data untuk mencegah dan menanggulangi pelanggaran hukum kepabeanan di wilayah BIMP-EAGA. Kolaborasi ini bertujuan untuk menciptakan standar keamanan yang setara, sehingga memperkuat kontrol sekaligus memudahkan perdagangan yang sah.
Selain itu, pertemuan ini juga memfokuskan perhatian pada peningkatan SDM kepabeanan melalui program pelatihan bersama untuk meningkatkan kompetensi pegawai di bidang kepabeanan.
"Langkah ini diharapkan akan mendukung efektivitas kerja sama antarnegara anggota dalam menghadapi tantangan perdagangan internasional yang kian kompleks," ujarnya.
Budi menambahkan upaya kolaborasi yang kuat antarnegara anggota diharapkan mampu mendukung pemulihan dan pertumbuhan ekonomi di kawasan. Kolaborasi ini juga menjadi langkah konkret untuk membangun kawasan perdagangan yang lebih tangguh, aman, dan inklusif bagi semua pihak yang terlibat. (sap)