DAMPAK VIRUS CORONA

Sri Mulyani: Ekonomi China Melambat 1%, Indonesia Bisa Anjlok 0,6%

Dian Kurniati
Rabu, 19 Februari 2020 | 20.13 WIB
Sri Mulyani: Ekonomi China Melambat 1%, Indonesia Bisa Anjlok 0,6%

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksi perlemahan 1% ekonomi China karena virus Corona bisa berdampak pada penurunan ekonomi Indonesia sekitar 0,3% hingga 0,6%.

Sri Mulyani mengatakan China menempati peringkat kedua negara dengan ekonomi terbesar dunia setelah AS, dengan kontribusi 17% terhadap PDB dunia. Sehingga, perlemahan ekonomi di negara tersebut akan langsung berefek pada Indonesia, terutama di sektor manufaktur, perdagangan internasional, dan jasa pariwisata.

"Ini yang harus kita waspadai karena pengaruhnya sangat besar dari sisi produksi, perdagangan internasional, dan tourism," katanya di Jakarta, Rabu (19/2/2020).

Sri Mulyani menjelaskan wabah virus Corona menyebabkan pasokan berbagai barang dari China akan menurun. Ia menyebut 27% impor non-migas Indonesia berasal dari China, yang di antaranya termasuk bahan baku dan barang modal.

Demikian pula dengan kegiatan ekspor, karena 16,7% pangsa pasar Indonesia adalah ke China. Adapun pada pariwisata, Indonesia akan menjadi salah satu negara yang kehilangan turis asal China, yang jumlahnya secara keseluruhan mencapai 173 juta orang per tahun.

Sri Mulyani menyebutkan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) telah menurunkan proyeksi penurunan 0,1% hingga 0,2% pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2020.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi China yang sebelumnya ditargetkan mencapai 6%, diproyeksi turun 1% sampai 2%, hingga menjadi 5% atau 6%.

Menurutnya, virus Corona telah merusak optimisme negara-negara di dunia yang semula meyakini perekonomian 2020 akan lebih baik ketimbang tahun lalu. Pasalnya, dunia telah mengalami banyak tantangan di sepanjang tahun 2019, seperti perang dagang China-AS dan Brexit yang langsung berdampak pada perekonomian.

Pada kasus virus Corona, pemerintah segera merespons situasi tersebut dengan menyiapkan stimulus untuk menjaga momentum pertumbuhan, agar terjaga di level 5,2% tahun ini. Kebijakan itu misalnya mempercepat transfer ke daerah dan dana desa, serta menyokong sektor yang terdampak seperti pariwisata. (Bsi)

Editor :
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.