PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL

PSBB Total DKI, Sri Mulyani: Kontraksi Ekonomi Bisa Lebih dari -2,1%

Muhamad Wildan
Selasa, 15 September 2020 | 17.32 WIB
PSBB Total DKI, Sri Mulyani: Kontraksi Ekonomi Bisa Lebih dari -2,1%

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/aww.

JAKARTA, DDTCNews—Kementerian Keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III/2020 bakal stagnan pada 0% (yoy) atau terkontraksi paling dalam sebesar -2,1% (yoy).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kontraksi ekonomi kuartal III/ 2020 diprediksi tidak sedalam kuartal sebelumnya. Namun, bisa lebih dalam dari -2,1% menyusul adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta.

“Untuk perkiraan yang terbaru, kami masih akan melakukan assessment atas data pergerakan manusia pada dua minggu ke depan, kami mengharapkan aktivitas tidak turun terlalu dalam," katanya, Selasa (15/9/2020).

Sri Mulyani mengatakan Provinsi DKI Jakarta memiliki peran yang besar terhadap geliat ekonomi nasional mengingat kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) yang mencapai 17,7%.

Dia berharap kontraksi PDRB DKI Jakarta kuartal II/2020 yang terkontraksi hingga -8,2% (yoy) tidak berlanjut pada kuartal III/2020. "Kontraksi kuartal III/2020 kami harap bisa lebih kecil dibandingkan kuartal lalu," tutur Sri Mulyani.

Meski PSBB diperketat kembali atau kerap disebut PSBB total, Kementerian Keuangan optimistis pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2020 mampu tumbuh positif pada kisaran 0,4% hingga 3,1%.

Namun demikian, Sri Mulyani tetap menekankan prediksi tersebut akan sangat bergantung pada kemampuan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menangani pandemi virus Corona atau Covid-19.

"Semua proyeksi tergantung kemampuan kita semua untuk mencegah kenaikan jumlah kasus Covid-19. Saya harap 8 provinsi prioritas bisa terus mengendalikan kasus sehingga secara bertahap pulih pada kuartal IV/2020," ujarnya.

Kementerian Keuangan juga memprediksi pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini pada kisaran -1,1% hingga 0,2%, meski tak menutup kemungkinan pertumbuhan ekonomi mendekati proyeksi di bawah dari -1,1% (yoy). (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
user-comment-photo-profile
Estu Kresnha
baru saja
Pembatasan aktivitas fisik memang dapat memperlambat roda ekonomi dan menyebabkan kontraksi seperti yang sudah terjadi sebelumnya. Tetapi pembatasan aktivitas fisik perlu dilakukan mengingat virus Covid-19 belum ditemukan vaksin atau obatnya. Pemerintah bisa memberikan insentif-insentif fiskal dan sosial untuk bisa membantu meringankan keadaan.