Ilustrasi. Seorang wajib pajak melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Wajib Pajak Besar di Jakarta, Senin (1/3/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
JAKARTA, DDTCNews – Ditjen Pajak (DJP) menyatakan penggalian potensi penerimaan pajak terhadap tiga sektor industri yang tidak terdampak atau terdampak positif pandemi Covid-19 akan tetap mempertimbangkan ability to pay dari wajib pajak.
Berdasarkan Laporan Kinerja (Lakin) DJP 2020, otoritas pajak berencana untuk mengoptimalkan penggalian potensi penerimaan pada tiga sektor usaha tahun ini antara lain sektor industri makanan dan minuman; farmasi; dan alat kesehatan.
"DJP mengharapkan gotong royong nasional melalui pembayaran pajak terutama bagi usaha yang mempunyai ability to pay sebagai salah satu sumber pendanaan dalam rangka menghadapi pandemi Covid-19," kata Direktur Penyuluhan, Pelayanan dan Humas DJP Neilmaldrin Noor, Rabu (10/3/2021).
Untuk melaksanakan hal tersebut, DJP berkomitmen untuk melanjutkan pengawasan termasuk pengawasan pembayaran masa, pemeriksaan dan penagihan, hingga pemeriksaan bukti permulaan serta penyidikan.
Meski demikian, lanjut Neilmaldrin, kemampuan membayar dari wajib pajak tetap akan diperhatikan karena tahun ini pemerintah masih tetap berfokus untuk menjaga keberlangsungan dunia usaha dan pemulihan perekonomian.
Terkait dengan munculnya 3 sektor industri tersebut sebagai fokus penggalian potensi pajak untuk skala nasional, Neilmaldrin mengatakan penetapan ketiga sektor sudah mempertimbangkan referensi ekonomi yang ada.
"[DJP] telah mempertimbangkan referensi dari beberapa literatur ekonomi tentang faktor produksi yang tidak terdampak atau terdampak positif [oleh] Covid-19," tuturnya.
Selain pertimbangan tadi, ketiga sektor tersebut juga memiliki kontribusi yang besar terhadap PDB, yakni lebih dari 50%. Namun, DJP menemukan nilai potensi dan tax gap dari ketiga sektor tersebut cukup signifikan dan masih memiliki ability to pay yang tinggi. (rig)