PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL

PMI Manufaktur Catatkan Rekor, Kepala BKF: Industri Makin Ekspansif

Dian Kurniati
Senin, 01 November 2021 | 16.15 WIB
PMI Manufaktur Catatkan Rekor, Kepala BKF: Industri Makin Ekspansif

Ilustrasi. Pekerja merakit sepeda motor listrik Gesits di pabrik PT Wika Industri Manufaktur (WIMA), Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/10/2021). 

JAKARTA, DDTCNews - IHS Markit mencatat Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Oktober 2021 mencapai 57,2, naik dari posisi 52,2 pada September 2021, sekaligus memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan data PMI manufaktur tersebut menggambarkan kondisi usaha yang terus membaik di seluruh sektor manufaktur Indonesia. PMI manufaktur sempat turun ke level 43,7 pada Agustus 2021.

"Penurunan kasus Covid-19 yang berakibat pada pelonggaran pembatasan aktivitas disinyalir telah menyebabkan peningkatan aktivitas sektor manufaktur bulan Oktober," katanya dalam keterangan tertulis, Senin (1/11/2021).

Febrio menuturkan penyebaran Covid-19 varian Delta sempat menyebabkan kinerja bisnis melambat. Meski demikian, situasi tersebut perlahan-lahan membaik hingga kembali ke level ekspansif mulai September 2021.

Menurutnya, ada peluang PMI manufaktur akan makin ekspansif pada bulan-bulan mendatang seiring dengan penurunan kasus Covid-19. Pada 31 Oktober 2021, kasus harian rata-rata sudah kembali ke tiga digit pada angka 523 kasus harian dengan total 12.318 kasus aktif.

Angka rata-rata vaksinasi harian juga telah mencapai 2 juta suntikan per hari. Saat ini, sudah 73,8 juta orang mendapatkan vaksinasi lengkap atau sekitar 35% dari target vaksinasi 208,26 juta orang untuk mendapatkan kekebalan kelompok.

Sejalan dengan itu, realisasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN) terus diakselerasi. Realisasi serapan dana PEN hingga 22 Oktober 2021 telah mencapai Rp433,91 triliun atau 58,3% dari pagu Rp744,77 triliun.

Selain itu, lanjut Febrio, sejumlah indikator ekonomi juga menunjukkan perbaikan. Misal, laju inflasi Oktober 2021 sebesar 1,66% yang meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 1,60%. Kenaikan inflasi didorong mobilitas masyarakat yang meningkat.

Secara umum, ia menilai sentimen bisnis secara keseluruhan membaik. Namun, pemerintah akan terus mempertahankan langkah-langkah penanganan Covid-19 dan vaksinasi agar kasus dapat terkendali, terutama dengan adanya libur Natal bulan depan.

"Kerja sama masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan juga harus terus didorong untuk mendukung pemulihan sektor manufaktur lebih lanjut," ujarnya. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.