KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Sri Mulyani Ingin Kurangi Ketergantungan pada Dolar AS, Ini Jurusnya

Dian Kurniati
Rabu, 16 Februari 2022 | 12.33 WIB
Sri Mulyani Ingin Kurangi Ketergantungan pada Dolar AS, Ini Jurusnya

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/1/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendukung upaya Bank Indonesia (BI) mendorong transaksi bilateral menggunakan mata uang lokal atau local currency settlement (LCS) dengan negara-negara mitra dagang.

Sri Mulyani mengatakan LCS yang berjalan selama ini telah menunjukkan dampak positif pada perekonomian di dalam negeri. Selain itu, LCS juga akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap mata uang asing tertentu, terutama dolar AS.

"Sangat penting untuk meningkatkan transaksi yang menggunakan mata uang lokal dan memfasilitasi nilai investasi yang lebih besar. Ini akan mengurangi ketergantungan dari penggunaan satu mata uang, khususnya dolar [AS]," katanya dalam Side Event Presidensi G-20 Indonesia 'Managing Risk of the Exit Policy Dynamics through More Diversified Currency to Support Global Trade and Investment', Rabu (16/2/2022).

Sri Mulyani mengatakan Indonesia telah memulai inisiatif LCS bersama sejumlah negara mitra yakni Malaysia, Thailand, Jepang, dan China. Melalui kerja sama itu, transaksi yang dilakukan dapat menggunakan mata uang lokal sehingga akan mempererat kedekatan kedua negara.

Kemudian, dia menilai LCS juga akan menurunkan biaya transaksi lantaran pelaku perdagangan tidak perlu lagi melakukan konversi mata uang lokal ke dolar AS. Secara lebih luas, LCS akan menciptakan jaring pengaman transaksi keuangan dan mengurangi volatilitas terhadap berbagai risiko global.

Sri Mulyani juga menyarankan BI terus memperluas kerja sama LCS dengan negara lain, terutama di kawasan Asean.

Sementara itu, Gubernur BI Perry Warjiyo memaparkan nilai transaksi menggunakan LCS pada 2021 mencapai US$2,53 miliar. Angka itu naik 3 kali lipat dari data tahun sebelumnya yang senilai US$797 juta.

Menurutnya, transaksi LCS berpotensi terus meningkat karena BI berupaya menambah negara yang dapat menjadi mitra bertransaksi menggunakan mata uang lokal. Adapun pada tahun ini, transaksinya ditargetkan naik 10% dari tahun lalu.

"Kami mencari mitra-mitra lain di kawasan agar kerja sama LSC semakin kuat dan mendukung stabilitas mata uang kita," ujarnya. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.