KEBIJAKAN PEMERINTAH

Ada Gelombang PHK di Industri Tekstil, Sri Mulyani Bilang Begini

Muhamad Wildan
Jumat, 04 November 2022 | 11.30 WIB
Ada Gelombang PHK di Industri Tekstil, Sri Mulyani Bilang Begini

Ilustrasi. Pekerja menyelesaikan pemintalan benang di pabrik pembuatan sarung di Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (9/11/2020). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang tinggi di sektor manufaktur, khususnya tekstil, dalam beberapa waktu terakhir lebih disebabkan adanya relokasi industri.

Sri Mulyani mengatakan Kementerian Keuangan dan kementerian terkait melihat adanya fenomena relokasi pabrik dari daerah dengan upah minimum tinggi menuju daerah dengan upah minimum rendah. Fenomena ini utamanya terjadi di Pulau Jawa.

"PHK di satu daerah, tetapi mungkin muncul kesempatan kerja di daerah lain," katanya, dikutip pada Jumat (4/11/2022).

Relokasi pabrik menuju daerah dengan upah minimum rendah dipertimbangkan oleh pelaku industri mengingat seluruh daerah di Pulau Jawa sudah saling terkoneksi antara satu dengan yang lain berkat pembangunan infrastruktur.

Ekspor produk tekstil juga masih tumbuh tinggi. Hingga September 2022, nilai ekspor pakaian dan aksesoris pakaian (HS 61) tumbuh 19%. Lalu, ekspor pakaian dan aksesoris nonrajutan (HS 62) tumbuh 38% dan ekspor alas kaki (HS 64) tumbuh 41%.

Kuatnya kinerja ekspor sektor tekstil hingga September 2022 mengindikasikan bahwa sektor tersebut masih memiliki resiliensi di tengah tekanan ekonomi global.

Untuk diketahui, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) mengungkapkan pihaknya menerima laporan mengenai PHK pada sejumlah sektor industri.

"Kami telah menerima beberapa informasi terkait dengan jumlah PHK, khususnya di sektor industri padat karya orientasi ekspor seperti garmen, tekstil, dan alas kaki," ujar Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jamsos Kementerian Ketenagakerjaan Indah Anggoro Putri.

Indah mendorong kepada setiap pihak untuk mengedepankan dialog tripartit sehingga keputusan PHK diharapkan dapat dihindari. Menurutnya, PHK seharusnya menjadi upaya terakhir dalam merespons tantangan bisnis. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.