Imbauan dari DJBC terkait dengan penipuan berkedok petugas DJBC.
JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) ternyata masih saja menerima aduan dari masyarakat tentang penipuan yang mengatasnamakan petugas otoritas pada awal tahun ini.
Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan DJBC Hatta Wardhana mengatakan aduan penipuan yang mengatasnamakan petugas pada Januari 2023 sebanyak 467 laporan. Menurutnya, masyarakat perlu lebih waspada agar terhindar dari modus penipuan.
"Bea Cukai mencatat penipuan menggunakan modus toko daring atau online shop merupakan modus penipuan yang paling banyak digunakan," katanya, dikutip pada Senin (27/2/2023).
Hatta mengatakan kemajuan di bidang teknologi dan informasi telah membuka celah munculnya beragam kejahatan siber, seperti kasus penipuan transaksi online yang mengatasnamakan DJBC. Dari 467 laporan penipuan yang diterima DJBC pada bulan lalu, sebanyak 316 pengaduan merupakan kategori penipuan material dan sebanyak 151 pengaduan merupakan kategori nonmaterial.
Menurutnya, untuk 151 pengaduan nonmaterial yang masuk ke DJBC tersebut, sebagian besar merupakan konfirmasi dari masyarakat dan/atau pengguna jasa untuk mencegah terjadinya kasus penipuan sehingga belum menimbulkan kerugian material. Melalui tindakan konfirmasi itulah, DJBC dapat mengedukasi masyarakat dan pengguna jasa sehingga menggagalkan kerugian material senilai Rp903,43 juta.
Hatta menilai tren belanja online tetap marak meski kasus pandemi Covid-19 telah melandai. Salah satu faktornya yakni kemudahan transaksi keuangan digital dan efisiensi waktu sehingga meningkatkan kecenderungan belanja online.
Dia menyebut pelaku penipuan umumnya menggunakan modus barang belanjaan yang tertahan oleh DJBC sehingga korban harus membayar sejumlah biaya untuk menebusnya. Pelaku biasanya bahkan mengancam dan menekan korban untuk membayar biaya tebusan yang harus dikirim ke rekening pelaku.
"Korban yang tidak waspada bisa teperdaya sehingga menelan kerugian material," ujarnya.
Hatta kemudian membagikan tips untuk menghindari modus penipuan tersebut. Pertama, memeriksa status barang melalui beacukai.go.id/barangkiriman atau mengonfirmasi pada DJBC melalui layanan informasi seperti call center Bravo Bea Cukai pada 1500225, media sosial, serta layanan pesan langsung atau webchat DJBC.
Masyarakat juga disarankan memilih e-commerce atau tata niaga elektronik tepercaya, membaca ulasan produk, memeriksa peringkat (rating) penjual, serta tidak mudah tergiur dengan harga murah.
Apabila masyarakat telanjur menjadi korban penipuan, disarankan segera menghubungi call center aplikasi e-wallet atau m-banking untuk pengaduan dan penyelesaian. Korban juga dapat melaporkan kepada pihak yang berwenang seperti kepolisian untuk melengkapi pelaporan dan penyelidikan. (sap)