KEMENTERIAN KEUANGAN

Begini Pencapaian APBNP 2016

Redaksi DDTCNews
Selasa, 03 Januari 2017 | 17.01 WIB
Begini Pencapaian APBNP 2016

JAKARTA, DDTCNews – Periode Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016 telah selesai.  Kementerian keuangan secara resmi mencatat defisit anggaran berada pada batas aman yaitu sekitar 2,46% terhadap PDB, atau sekitar Rp307,7 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi sementara defisit tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan target dalam APBNP 2016 yang dipatok Rp296,7 triliun atau 2,35% terhadap PDB.

“APBN 2016 ini telah kami kelola dengan fokus kredibel, efisien, efektif, dan berkelanjutan. Hal ini perlu dilakukan secara terus menerus untuk menjaga APBN kita lebih kredibel,” pungkasnya di Jakarta, Selasa (3/1).

Realisasi sementara pendapatan negara mencapai 86,9% atau Rp1.551,8 triliun, sedangkan realisasi sementara belanja negara sebesar 89,3% atau senilai Rp1.859,5 triliun dibandingkan dengan target dalam APBNP 2016.

Penerimaan negara meliputi perpajakan Rp1.283,6 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp 262,4 triliun, serta hibah Rp 5,8 triliun. Adapun realisasi belanja negara terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.148,6 triliun atau mencapai 87,9% dari target APBNP 2016, dan transfer daerah dan dana desa  Rp710,9 triliun atau 91,6%.

Menurut Sri Mulyani, program amnesti pajak menjadi salah satu faktor penting penyumbang penerimaan pajak, yang tumbuh sebesar 4,2 persen. “Tax Amnesty kita sebesar Ro107 triliun menyumbangkan seluruh penerimaan ini sehingga kita masih membukukan 4,2%,”

Sementara itu, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai 2016 mencapai Rp178,7 triliun atau 97,2% dari target APBNP 2016. Nilai ini secara nominal mengalami penurunan dari realisasi penerimaan 2015 yang mencapai Rp179,6 triliun.

Namun, secara persentase penerimaan kepabeanan dan cukai mengalami peningkatan dari pencapaian 2015 yang mencapai 92,1% dari APBN 2015. Pencapaian ini terjadi karena melambatnya kegiatan ekspor yang disebabkan pelemahan harga komoditas ekspor. (Amu)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.