EFEK VIRUS CORONA

WHO Deklarasikan Corona Sebagai Pandemik, Apa Artinya?

Redaksi DDTCNews
Kamis, 12 Maret 2020 | 14.00 WIB
WHO Deklarasikan Corona Sebagai Pandemik, Apa Artinya?

Kantor Pusat World Health Organization (WHO) (foto: glassdoor)

JENEWA, DDTCNews - Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyatakan virus Corona atau Covid-19 sebagai pandemik menyusul ditemukannya 118.000 kasus Corona di lebih dari 110 negara dan berisiko semakin menyebar luas.

“Corona bukan hanya krisis kesehatan saja, tetapi juga menyentuh setiap sektor. Jadi setiap sektor, setiap individu harus terlibat dalam perlawanan,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesun, Kamis (12/03/2020).

Menurut WHO, definisi pandemik adalah penyakit baru yang menyebar secara global. Meski begitu, kriteria penyebaran penyakit yang dimaksud WHO itu belum jelas. Pandemik itu juga seringkali hanya untuk virus influenza baru.

Sementara Pusat Kontrol Penyakit dan Pencegahan (CDC) menggunakan istilah pandemik apabila virus dapat menginfeksi orang dengan mudah dan meyebar dari orang ke orang secara efisien dan berkelanjutan di pelbagai wilayah.  

Definisi pandemik memang beragam. Hal itu juga diakui Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases Anthony Fauci. Menurutnya, arti pandemik akan dipahami berbeda di antara masing-masing pihak.

“Jujur saja, saya pikir [arti pandemik] itu berada di wilayah semantik,” tuturnya.

Kata pandemik sebetulnya sempat diutarakan para pejabat WHO, tetapi kala itu virus Corona dianggap masih sebatas potensi pandemik, belum sampai menyatakan mendeklarasikan seperti Rabu kemarin, (11/03/2020).

Hal itu bukan tanpa sebab. Mendeklarasikan pandemic bukanlah sesuatu yang biasa karena bisa menyebabkan ketakutan yang berlebihan. Untuk diketahui, WHO pada Januari menyebut Corona sebagai darurat kesehatan yang menjadi perhatian internasional.

Selain itu, kata Tedros, mendeklarasikan pandemic juga tidak mengubah penilaian WHO terhadap ancaman yang disebabkan Covid-19. Bahkan, tidak akan mengubah apa yang akan dilakukan WHO, termasuk negara-negara.

“Deklarasi pandemik tidak boleh sembrono. Karena bisa menyebabkan ketakutan berlebihan, pasrah dengan nasib hingga penderitaan atau kematian yang tidak perlu,” kata Tedros dilansir dari Time.

SARS-CoV-2—virus yang menyebabkan Covid-19—diperkirakan pertama kali berpindah dari hewan inang ke manusia di Wuhan, China. Setelah itu, merembet ke kota-kota lainnya di China, termasuk para pelancong yang berkunjung ke China.

Dalam perjalanannya, jumlah orang yang terinfeksi meningkat. Jumlah kasus yang menyebar dari orang ke orang dalam komunitas di seluruh dunia secara cepat. Kasus terparah di luar China terjadi di Korea Selatan, Italia dan Iran.

WHO lantas mendeklarasikan Corona sebagai penyakit pandemik dengan tujuan negara-negara di dunia bersiap menghadapi kemungkinan penularan secara lebih luas dengan melakukan berbagai upaya pencegahan dan lain sebagainya.

Deklarasi pandemik WHO terakhir kali terjadi saat wabah flu babi pada 2009. Meski begitu, keputusan WHO itu mendapat kritik dari sejumlah pihak lantaran situasinya tidak cukup serius. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.