PEMILU 2024

Dorong Keadilan, Timnas Anies-Muhaimin Singgung Soal Pajak Warisan

Dian Kurniati
Jumat, 19 Januari 2024 | 09.30 WIB
Dorong Keadilan, Timnas Anies-Muhaimin Singgung Soal Pajak Warisan

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan di Jakarta, Kamis (18/1/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/nz

JAKARTA, DDTCNews - Pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) mewacanakan penerapan pajak warisan apabila terpilih dalam pemilu 2024.

Co-captain Timnas AMIN Thomas Lembong mengatakan pajak warisan dapat menjadi salah satu kebijakan untuk menciptakan keadilan. Menurutnya, pajak warisan juga dapat mencegah jurang kesenjangan antara kelompok orang kaya dan miskin makin lebar.

"Biasanya yang menerima warisan bukan berkat kerja kerasnya, tetapi sekadar menjadi orang dalam atau ordal. Biasanya warisan akan memicu ketidakadilan," katanya dalam wawancara bersama DDTCNews, dikutip pada Jumat (19/1/2024).

Thomas menuturkan pasangan Anies-Muhaimin ingin menerapkan paradigma kebijakan pajak yang lebih adil bagi semua lapisan masyarakat. Dalam hal ini, lanjutnya, pajak dapat menjadi instrumen untuk menciptakan keadilan dan menghapus ketimpangan.

Menurutnya, pajak warisan termasuk jenis pajak yang menarik diterapkan di Indonesia. Meski demikian, masih dibutuhkan kajian yang mendalam terkait dengan peluang penerapan pajak warisan di Indonesia.

Dia menjelaskan pajak warisan sesunggunya telah berhasil diterapkan di kawasan Eropa. Di Inggris, pajak warisan dengan tarif 40% dikenakan atas harta yang diwariskan.

Korea Selatan, lanjutnya, bahkan mengenakan tarif pajak warisan hingga 50% dan mampu menerapkannya secara ketat. Simak ‘Kami Ingin Terapkan Paradigma Pajak yang Rasional dan Adil’

Tidak hanya menciptakan keadilan, Thomas memandang pengenaan pajak warisan juga dapat meningkatkan penerimaan negara. Dengan formulasi kebijakan yang tepat, pajak warisan akan bisa menyasar orang-orang kaya.

Menurutnya, efektivitas pajak warisan dalam menyasar orang kaya bisa lebih baik ketimbang pajak penghasilan. Alasannya, masih ada ruang bagi orang kaya menyembunyikan penghasilan di tax haven, sedangkan aset atau harta akan lebih kelihatan oleh publik.

"Setiap orang juga pasti meninggal, termasuk orang kaya. Ketika kekayaan itu diwariskan kepada generasi berikutnya, itu peluang yang baik untuk mengambil pajak warisan," ujarnya. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.