Ilustrasi. Truk trailer melintas di kawasan PT Terminal Peti Kemas (TPS), Surabaya, Jawa Timur, Selasa (8/10/2024). ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/Spt.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mencatat waktu bongkar muat atau dwelling time rata-rata pada September 2024 adalah 2,98 hari.
Lembaga National Single Window (LNSW) menyatakan kinerja dwelling time tersebut lebih tinggi ketimbang periode yang sama tahun lalu, yang hanya 2,32 hari. Meski demikian, dwelling time terus diupayakan agar kembali ke bawah target 2,9 hari.
"Capaian rata-rata dwelling time nasional pada September 2024 sebesar 2,98 hari (97,32% dari target 2,90 hari)," bunyi keterangan foto yang diunggah LNSW di media sosial, Selasa (29/10/2024).
Dwelling time merupakan waktu yang dibutuhkan sejak barang turun dari kapal atau barang ditimbun sampai dengan barang keluar dari pelabuhan.
Data dwelling time diperoleh dari 10 terminal operator di 5 pelabuhan utama di Indonesia. Kelima pelabuhan ini meliputi Tanjung Priok, Belawan, Makassar, Tanjung Emas, dan Tanjung Perak.
Pada September 2024, terdapat 191.086 kontainer yang dilayani, turun 0,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 192.433 kontainer.
Dalam upaya menurunkan dwelling time, pemerintah telah membangun sistem Indonesia National Single Window (INSW) untuk mengintegrasikan semua sistem yang terkait ekspor dan impor.
Melalui sistem tersebut, proses ekspor dan impor barang menjadi lebih mudah dan cepat karena data disampaikan secara tunggal sehingga tidak terjadi repetisi dan duplikasi.
Saat ini, sistem INSW telah mengintegrasikan sistem pada 18 kementerian/lembaga yang memiliki pelayanan di bidang ekspor-impor.
Di sisi lain, pemerintah juga menerapkan ekosistem logistik nasional atau national logistics ecosystem (NLE) yang kini berjalan di 46 pelabuhan dan 6 bandara.
Penerapan NLE dinilai mampu meningkatkan efisiensi dalam kegiatan ekspor dan impor di pelabuhan dan bandara, baik dari sisi waktu maupun biaya. (rig)