Wakil Ketua Komisi XI DPR Fathan Subchi. (tangkapan layar Youtube)
JAKARTA, DDTCNews – Panja Penerimaan Negara Komisi XI DPR dalam pembahasan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) RAPBN 2022 telah menyelesaikan 3 kali pertemuan dan memberikan 6 rekomendasi kepada pemerintah.
Wakil Ketua Komisi XI DPR Fathan Subchi mengatakan perekonomian 2022 masih akan diliputi ketidakpastian dan berpotensi mempengaruhi penerimaan negara. Pemerintah perlu mengoptimalkan berbagai upaya agar target pertumbuhan ekonomi dan penerimaan dapat tercapai.
"Panja meminta agar pemerintah melakukan langkah-langkah agar pemulihan tersebut benar-benar terealisasi pada tahun 2022 dan berdampak pada tercapainya target pendapatan negara tahun 2022," katanya ketika membacakan laporan Panja, Selasa (8/6/2021).
Fathan mengatakan ada 6 rekomendasi yang dihasilkan dari rapat Panja Penerimaan Negara 2022. Pertama, merumuskan strategi dan kebijakan untuk mengantisipasi berbagai ketidakpastian dan dampak yang diakibatkan pandemi Covid-19 terhadap ketahanan ekonomi dan pembangunan.
Kedua, memperbaiki perencanaan pendapatan negara pada 2022 dan memastikan angka pendapatan yang nantinya ditetapkan dalam APBN dapat terealisasi sehingga memberikan kepastian terhadap setiap belanja.
Ketiga, meningkatkan penerimaan perpajakan dari perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE) yang makin meningkat beberapa tahun terakhir.
Keempat, memaksimalkan penggunaan data dari program tax amnesty 2016 dan informasi keuangan untuk meningkatkan penerimaan pajak. Kelima, merumuskan objek cukai baru yang bisa dikenakan dengan tetap memperhatikan UU Cukai.
Keenam, meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor sumber daya alam (SDA), khususnya terhadap perkembangan harga komoditas barang tambang yang mulai membaik beberapa waktu terakhir.
Menurut Fathan, rapat Panja Penerimaan Negara telah dilakukan sebanyak 3 kali, yakni pada 2, 3, dan 7 Juni 2021. Walaupun telah menyampaikan laporan kepada Komisi XI DPR, rapat Panja Penerimaan Negara masih akan berlanjut untuk melakukan pendalaman atas rapat sebelumnya.
"Panja Penerimaan akan diteruskan lebih lanjut," ujarnya.
Pada 2022, pemerintah merancang target penerimaan perpajakan akan berkisar Rp1.499,3 triliun hingga Rp1.528,7 triliun atau naik 4-6% dari target penerimaan perpajakan tahun ini senilai Rp1.444,5 triliun. Target penerimaan perpajakan pada 2022 tersebut akan berkisar 8,37-8,42% terhadap PDB.
Pemerintah juga menargetkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) senilai Rp322,4 triliun hingga Rp363,1 triliun dan hibah Rp10 miliar hingga Rp20 miliar. Sementara itu, kebutuhan belanja negara rencananya akan dipatok pada kisaran Rp2.631,8 triliun hingga Rp2.775,3 triliun.
Adapun defisit anggaran 2022 direncanakan tetap berada di kisaran Rp807 triliun hingga Rp881,3 triliun atau 4,51%-4,85% terhadap PDB. (kaw)