HO CHI MINH, DDTCNews – Sengketa pajak antara otoritas pajak Kota Ho Chi Minh dengan perusahaan taksi daring, Uber terus berlanjut. Sebelumnya Uber melayangkan tuntutan ke pengadilan karena langkah otoritas pajak untuk mengintip rekening bank milik perusahaan asal Belanda tersebut.
Kini, setelah pengadilan setempat menolak tuntutan Uber terhadap otoritas pajak. Penagihan pajak menjadi pelik lantaran Uber tidak memiliki satu pun rekening atas nama perusahaan yang terdaftar di Vietnam.
Sengketa bermula kala otoritas pajak pajak meminta lima bank lokal untuk membantu mengumpulkan tagihan pajak Uber sebesar US$ 2,34 juta atau setara dengan Rp31 miliar. Tuntutan pun dilayangkan Uber atas kebijakan tersebut meski ditolak pengadilan karena perusahaan tidak memiliki status hukum yang kuat untuk kasus semacam ini.
Dalam putusan pengadilan tersebut, Uber Vietnam diminta untuk melunasi kewajiban pajaknya kepada otoritas pajak, bukannya mengalihkan keuntungan ke kantor pusatnya di Belanda. Namun sebulan berlalu, tidak ada satu dolar pun yang masuk ke kas otoritas pajak sebagai pembayaran pajak Uber.
Menyikapi polemik Uber tersebut, Wakil Menteri Keuangan Vu Thi Mai mengatakan, perlunya perombakan aturan pajak untuk mengakomodasi perkembangan bisnis digital seperti Uber.
“Pihak berwenang Vietnam sedang meninjau undang-undang untuk mengidentifikasi cara-cara lain dalam mengumpulkan pajak,” katanya Jumat (2/2).
Sementara itu, Uber menyatakan kegiatan bisnisnya di Vietnam sudah berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Dalam keterangannya perusahaan mengaku telah membayar kewajiban pajaknya sebesar US$584.000 atau Rp7,9 miliar.
Perusahaan sempat melayangkan keluhan resmi kepada Kementerian Keuangan Vietnam jika tagihan pajak yang mencapai US$2,34 juta itu tidak sesuai dengan skema ketentuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) antara Belanda dan Vietnam.
“Uber Vietnam menegaskan bahwa perusahaan telah memenuhi semua kewajiban pajaknya di Vietnam dan secara ketat mengikuti panduan dari petugas pajak untuk membayar kewajiban pajak atas nama Uber B.V.,” tutup rilis Uber dilansir Vietnam Net. (Gfa)