Kepala Eksekutif Tesco Dave Lewis.
LONDON, DDTCNews – Kepala Eksekutif Tesco Dave Lewis mengusulkan Pemerintah Inggris agar segera menerapkan ‘Amazon tax’ atau pajak Amazon pada transaksi penjualan online untuk melindungi bisnis konvensional yang kian tergeser.
Bos pengecer terbesar di Inggris ini mengusulkan agar Menteri Keuangan Inggris Philip Hammond mengenakan pajak 2% pada barang yang dijual secara online. Menurutnya, kegagalan untuk mengenakan pajak pada perusahaan digital justru menjadi masalah bagi industri.
"Tiga tahun lalu saya berbicara tentang potensi tekanan yang mematikan dari industri online terhadap industri ritel. Sekarang Anda bisa melihat hasilnya," katanya dalam wawancara denganThe Mail pada Minggu (7/10).
Lewis mengungkapkan beban pajak yang ditanggung industri konvensional telah mencapai titik di mana perusahaan akan bangkrut. Dia menegaskan bahwa sekarang saatnya menggeser beban pajak negara dari toko konvensional ke toko online.
“Sudahkah pemerintah memikirkan apa yang terjadi ketika ritel mulai menurun dan para pekerja yang kehilangan pekerjaan mulai signifikan?” tandasnya.
Secara terpisah, pada Konferensi Tory pekan lalu, Hammond mengatakan dalam waktu dekat pemerintah akan membebankan pajak kepada perusahaan internet seperti Amazon dan Google.
"Raksasa internet global harus berkontribusi secara adil untuk mendanai layanan publik,” katanya.
Hammond mengatakan cara terbaik untuk membebankan pajak kepada perusahaan internasional adalah melalui perjanjian global. Namun dia mengegaskan Pemerintah Inggris akan tetap mengambil tindakan jika perjanjian global ‘mandek’.
“Waktu untuk berdiskusi akan segera berakhir. Jika dunia global tidak dapat mencapai kesepakatan, Inggris akan melakukannya sendiri dengan pajak layanan digitalnya sendiri,” tegasnya.
Pemerintah Inggris sebelumnya telah mengatakan sedang mempertimbangkan untuk membebani pajak pada perusahaan digital seperti Facebook dan Google sambil menunggu kesepakatan internasional.
Sebagai informasi, ada serangkaian kegagalan perusahaan ritel berprofil tinggi tahun ini, di antaranya House of Fraser, Maplin dan Toys R Us, sementara nama-nama toko seperti Marks & Spencer, Carpetright dan Mothercare telah mengumumkan penutupan ratusan toko.
Lewis mengatakan pengecer tradisional terjebak dalam cengkeraman meningkatnya biaya, pajak, upah yang lebih tinggi serta persaingan dari perusahaan online yang agresif. (Amu)