Para pekerja IRS menuntut penghentian government shutdown sehingga mereka bisa kembali kerja. (foto:Natalie Behring / Getty Images)
JAKARTA, DDTCNews – Otoritas Pajak Amerika Serikat (Internal Revenue Service/IRS) berencana memanggil kembali setengah karyawannya untuk bekerja, meskipun penutupan sebagian pemerintahan masih berlangsung.
Melansir National Public Radio, Departemen Keuangan AS mengumumkan penarikan setengah pegawai IRS atau sekitar 46.000 untuk bekerja pada musim pengarsipan pajak (tax filing season). Langkah ini tetap dijalankan meski penutupan sebagian pemerintahan (government shutdown) masih berlangsung.
“Membawa pekerja kembali ke layanan diperlukan untuk melindungi properti pemerintah, yang mencakup pendapatan pajak, serta menjaga integritas proses pengumpulan pajak federal,” tulis pihak Departemen Keuangan AS, seperti dikutip pada Rabu (16/1/2019).
Seperti diketahui, musim pengarsipan pajak untuk orang pribadi/individu dimulai pada 28 Januari. Pihak administrasi Presiden Donald Trump menjanjikan government shutdown yang sudah berlangsung sejak 22 Desember 2018 tidak akan mempengaruhi pengembalian pajak.
Sayangnya, pegawai IRS yang akan bekerja selama government shutdown tidak akan dibayar. Walaupun demikian, semua pekerja federal telah dijanjikan akan mendapat pembayaran di kemudian hari, setelah anggaran disetujui. Sekadar IRS saat ini memiliki sekitar 80.265 karyawan.
Sekadar informasi, government shutdown dilakukan Presiden AS Donald Trump karena ingin ada dana anggaran pembangunan tembok perbatasan dengan Meksiko senilai US$5 miliar.
Serikat Pegawai Perbendaharaan Nasional (National Treasury Employees Union/NTEU) yang mewakili 70.000 pekerja IRS tidak menyambut baik langkah penarikan kembali karyawan tanpa pembayaran. Serikat pekerja telah mengajukan dua tuntutan hukum terhadap pemerintah.
Presiden Nasional NTEU Tony Reardon mengatakan tidak ada masalah jika IRS ingin bersiap untuk musim pengarsipan pajak 2019 dan pekerja ingin bekerja. Namun, ada kenyataan yang keras bahwa pekerja akan diminta menjalankan tugas secara gratis.
“Saya khawatir apakah karyawan ini akan memiliki uang untuk membeli bensin mobil mereka saat mulai bekerja,” celetuk Tony. (kaw)