Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde.
WASHINGTON, DDTCNews – International Monetary Fund (IMF) menilai penundaan Brexit hingga 31 Oktober mendatang justru berpotensi menghambat pertumbuhan Inggris. Penundaan Brexit ini terjadi melalui keinginan Perdana Menteri Inggris Theresa May yang disetujui oleh Uni Eropa (UE).
Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde mengatakan hambatan pertumbuhan itu disebabkan karena bisnis dan investor akan tetap ragu dalam beberapa bulan mendatang. Ketidakpastian yang berkepanjangan akan menimbulkan dampak negatif.
“Jika ada ketidakpastian yang berkepanjangan, kita dapat menduga dampak pada kepercayaan akan terus berlanjut, baik itu terkait investor, ekspansi bisnis dalam hal rantai pasokan, maupun berbagai hal lainnya. Jadi, itu akan berdampak negatif. Tidak perlu dipertanyakan lagi,” jelasnya, seperti dikutip pada Jumat (12/4/2019).
Namun demiikian, menurutnya, penundaan Brexit memberi waktu untuk mengadakan diskusi lanjutan bagi berbagai pihak yang terlibat di Inggris, terutama bagi seluruh sektor industri dan para pekerja. Terjadinya Brexit tanpa persetujuan hanya akan menimbulkan dampak yang mengerikan bagi Inggris.
Dampak tidak langsung dari Brexit telah muncul di sejumlah negara. Tiga tahun sejak referendum Juni 2016 telah membebani Inggris. Ketidakpastian yang dihadapi bisnis telah berdampak sangat tinggi karena Brexit merugikan investasi dan tantangan jangka panjang untuk produktivitas ekonomi.
UE menyetujui keinginan PM Inggris Theresa May untuk menunda Brexit dengan harapan pemerintah Inggris bisa menggunaan waktu untuk mengambil keputusan dan memberi ruang untuk tetap melanjutkan berbagai bisnis yang terkait dengan Inggris.
Perpanjangan Brexit kali ini merupakan yang ketiga kalinya diberikan UE kepada Inggris. Beberapa pejabat UE mengatakan para pemimpin negara-negara Eropa sebenarnya sudah hilang kesabarannya terhadap Brexit.
Seperti dilansir euronews, hilangnya kesabaran itu disebabkan karena UE telah menerima rencana May untuk meninggalkan Eropa, tapi parlemen Inggris justru menolak keputusan tersebut. Terlebih, May juga telah gagal dalam menyusun rencananya sendiri dalam hal Brexit.
Menanggapi hal ini, sejumlah anggota parlemen Partai Konservatif menilai sudah waktunya bagi Theresa May untuk undur diri dari jabatannya dan melapangkan jalan bagi pemimpin lainnya untuk mengambil alih Brexit.