Ilustrasi.
LISBON, DDTCNews – Konsumsi minuman berpemanis di Portugal mengalami penurunan setelah pemerintah mengenakan pajak gula (sugar tax).
Penurunan ini terlihat dalam laporan National Programme for the Promotion of Healthy Food (PNPAS) 2019. Pada 2018, seperti disebutkan dalam laporan tersebut, konsumsi rata-rata minuman berpemanis warga Portugal mencapai 60 liter atau setara 3,3 kilogram gula.
“Tingkat konsumsi ini lebih rendah dibandingkan dengan tingkat konsumsi pada 2017 yang mencapai 75 liter atau setara dengan 4,4 kilogram gula,” tulis PNPAS dalam laporan tersebut, Jumat (26/7/2019).
Penurunan ini terjadi setelah sugar tax pertama kali diperkenalkan. Sejak diberlakukannya pajak, telah terjadi pergeseran dari konsumsi minuman dengan kadar gula yang lebih tinggi (80 gram/liter) ke minuman dengan kadar gula yang lebih rendah.
Selain itu, terjadi pula penurunan rata-rata kalori dalam minuman ringan karena ada reformulasi produk. Sebelumnya, dalam satu kaleng minuman terkandung 31 kalori per 100 mililiter. Setelah adanya pajak, pada 2016—2017, kandungan kalori itu turun menjadi 27,5 kalori per 100 mililiter.
“Tren penurunan ini berlanjut hingga mencapai 26,4 kalori per 100 mililiter pada 2018,” imbuh PNPAS.
Selain itu, dalam survei baru Child Obesity Surveillance Initiative (COSI) Portugal, ada indikasi penurunan yang konsisten dalam satu dekade terakhir atas tingkat prevalensi obesitas pada anak di negara tersebut.
Angka-angka terbaru yang dikumpulkan COSI ini menunjukkan 40% remaja mengonsumsi minuman ringan setiap hari. Dari jumlah tersebut, lebih dari setengahnya mengonsumsi lebih banyak minuman ringan dibandingkan buah dan sayuran yang direkomendasikan.
Data juga menunjukkan tingkat obesitas anak-anak turun dari 15,3% menjadi 12% di Portugal dalam periode 2008 hingga 2019. Penurunan ini telah membantu Portugal untuk meningkatkan peringkatnya diantara negara Uni Eropa lain yang berpartisipasi dalam WHO/Europe COSI.
Seperti dilansir theportugalnews.com, Direktur Kesehatan Umum Portugal Graca Freitas mengatakan Directorate General of Health (DGS) sangat berkomitmen untuk masalah ini. DGS juga memiliki dua prioritas utama.
“Yakni mendorong orang untuk melakukan lebih banyak aktivitas fisik dan makan lebih banyak makanan sehat,” katanya. (MG-nor/kaw)