Ilustrasi.
BANGKOK, DDTCNews – Industri minuman Thailand berencana meningkatkan inovasi produk-produknya untuk menghadapi fase kedua dari cukai minuman berpemanis yang mulai berlaku pada 1 Oktober 2019.
Ekkapol Pongsathaporn, Direktur Pelaksana Tipco Foods – perusahaan pembuat jus buah – mengatakan perusahaannya telah mempersiapkan inovasi selama dua tahun terakhir. Mereka akan menciptakan pilihan produk yang lebih sehat dan minim pemanis.
“Kami telah menyiapkan beberapa langkah untuk mengatasi langkah-langkah pemerintah, termasuk pilihan produk baru dan reformulasi barang yang sudah ada. Hal ini akan kami pertimbangkan kembali tahun depan,” katanya seperti dikutip pada Senin (29/7/2019).
Thailand menerapkan cukai baru untuk minuman berpemanis, rokok, minuman beralkohol, dan anggur impor mulai 16 September 2017. Tarif cukai akan naik secara bertahap dalam empat fase. Pemerintah mengklasifikasikan kandungan gula dalam minuman menjadi enam level.
Per 1 Oktober 2019 hingga 30 September 2021, minuman berpemanis – termasuk minuman ringan berkarbonasi, teh hijau siap minum, kopi, minuman berenergi, dan jus buah – akan dikenakan tarif cukai lebih tinggi di bawah struktur cukai yang baru.
Produsen dipaksa untuk bisa menghadirkan minuman berpemanis alternatif baru dan produk-produk sedikit gula. Produsen juga bisa memformulasi ulang bahan-bahan yang ada agar lebih sehat atau rendah gula jika mereka mau mempertahankan usahanya.
Terlepas dari pembuatan formula baru, beberapa produsen minuman lebih berfokus memformulasikan ulang minuman yang sudah ada. Sementara itu, beberapa perusahaan sedang menjajaki peluang bisnis di sektor produk lain yang lebih sehat untuk menjaga pertumbuhan penjualan mereka.
Somchai Pornrattanacharoen, Presiden Asosiasi Grosir dan Eceran mengaku setuju dengan tindakan pemerintah memajaki minuman berpemanis untuk mendorong produsen memproduksi minuman rendah gula karena alasan kesehatan.
Seperti dilansir bangkokpost.com, Somchai mengatakan pemerintah perlu bekerja lebih keras untuk mendidik masyarakat untuk mengonsumsi lebih sedikit gula agar proyek ini lebih efektif. Hal ini mungkin memakan waktu karena masyarakat terbiasa dengan minuman berpemanis. (MG-dnl/kaw)