Ilustrasi.
TAIPEI, DDTCNews - Pemerintah Taiwan menyesalkan langkah otoritas pajak China yang melakukan pemeriksaan pajak terhadap Foxconn, perusahaan contract manufacturing milik pengusaha asal Taiwan Terry Gou.
Sebab, pemeriksaan pajak itu ditengarai berlatar belakang politis karena dilakukan menjelang pilpres pada Januari 2024. Menurut Deputy Premier Taiwan Cheng Wen Tsan, pemeriksaan pajak tersebut bentuk intervensi China terhadap proses demokrasi elektoral di Taiwan.
"Di negara demokratis, memilih pemimpin harus dilakukan dalam iklim yang bebas dari ancaman, campur tangan, dan distorsi. Kami tidak ingin pilpres kami dipengaruhi oleh faktor China," katanya, dikutip pada Minggu (29/10/2023).
Cheng menjelaskan seluruh perusahaan Taiwan yang beroperasi di China telah mematuhi ketentuan yang berlaku, termasuk ketentuan pajak. Dengan demikian, perusahaan Taiwan di China harus terbebas dari intervensi politik.
Sementara itu, Premier Taiwan Chen Chien Jen menuturkan pemerintah akan memberikan dukungan kepada pelaku usaha Taiwan.
"Pemerintah akan terus memperhatikan kebutuhan pengusaha Taiwan dan terus mendukung mereka," ujar Chen seperti dilansir channelnewsasia.com.
Sebagai informasi, pemeriksaan pajak oleh China terhadap operasi Foxconn di China ditengarai berlatar belakang politis karena Terry Gou telah mencalonkan diri sebagai capres dalam pilpres tahun depan.
Pemeriksaan pajak dilakukan oleh otoritas pajak China terhadap anak usaha Foxconn di Provinsi Guangdong dan Jiangsu. Tak hanya itu, Kementerian Sumber Daya Alam China juga memeriksa pabrik Foxconn yang berlokasi di Provinsi Henan dan Hubei.
Terlepas dari dugaan latar belakang politis tersebut, Foxconn berkomitmen tetap kooperatif sepanjang proses pemeriksaan.
"Kami akan patuh kepada hukum di manapun kami beroperasi. Kami akan secara aktif bekerja sama dengan unit terkait," jelas Foxconn. (rig)