Ilustrasi.Â
MANILA, DDTCNews – Otoritas Zona Ekonomi Filipina menargetkan pertumbuhan investasi di kawasan sebesar 7%. Target ini dipatok seiring dengan disahkannya UU Pemulihan dan Insentif Pajak untuk Perusahaan (Corporate Recovery and Tax Incentives for Enterprises/CREATE).
Wakil Dirjen Philippine Economic Zone Authority (PEZA) Tereso Panga mengatakan arus investasi asing diprediksi akan meningkat, salah satunya karena UU CREATE. PEZA menargetkan persetujuan investasi tahun ini akan melampaui capaian tahun lalu yang senilai P95,03 miliar.
“Pengesahan UU CREATE juga akan mendukung peningkatan pendaftaran proyek ke PEZA," katanya, dikutip pada Sabtu (2/7/2021).
Panga mengatakan pengesahan UU CREATE telah berdampak pada meningkatnya kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Filipina. Dia meyakini daya tarik investasi Filipina juga akan menguat di antara negara-negara di Asia Tenggara.
Salah satu poin yang paling menarik bagi investor yakni penurunan tarif pajak penghasilan (PPh) badan dari 30% menjadi 25%. Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, dan Perindustrian juga telah menandatangani peraturan turunan dari UU tersebut pada pekan lalu.
Menurutnya, salah satu alasan kuat yang membuat pertumbuhan persetujuan investasi 7% akan tercapai adalah catatan investasi asing yang membaik. Mengutip laporan United Nations Conference on Trade and Development pada 2020, investasi asing Filipina naik 29% meski ada pandemi Covid-19, sedangkan tren di negara Asia Tenggara lainnya justru sebaliknya.
Adapun investasi di wilayah PEZA pada 2020 tercatat tumbuh 21%. "Kami mengikuti tren yang sama untuk investasi asing. Dalam kasus PEZA, sumbernya berasal dari bidang teknologi informasi dan komunikasi, manufaktur, serta real estate," ujarnya.
Sebelumnya, Dirjen PEZA Charito Plaza telah meminta Presiden Rodrigo Duterte mencabut moratorium pembangunan lebih banyak zona ekonomi di Metro Manila. Dia beralasan pencabutan moratorium akan memungkinkan lebih banyak investasi di bidang teknologi informasi karena investor lebih memilih mendirikan kantor di ibu kota negara yang memiliki infrastruktur lebih baik.
"Ini harus kita manfaatkan. Kita harus mengatasi faktor efisiensi terlebih dulu untuk menarik investor mau ke perdesaan," katanya, seperti dilansir pna.gov.ph. (kaw)