Olaf Scholz. (foto: BMF/Thomas Koehler/photothek.net)
BERLIN, DDTCNews - Olaf Scholz menjadi calon kanselir Jerman yang paling diunggulkan untuk memenangi pemilu pada bulan depan.
Pakar politik Free University of Berlin Gero Neugebauer mengatakan Scholz diunggulkan lantaran satu-satunya kandidat yang sedang menjabat dalam pemerintahan saat ini. Rencananya, pemilu akan digelar pada akhir September 2021.
"Kekuatan Scholz saat ini terutama merupakan hasil dari kelemahan para pesaingnya," katanya, dikutip pada Rabu (25/8/2021).
Posisi Scholz sebagai menteri keuangan menjadi kunci agenda politik, khususnya kebijakan fiskal, dapat tersampaikan dengan baik kepada publik. Dia memaparkan dua kunci janji politik pada aspek kebijakan fiskal yang tidak dimiliki kandidat lain.
Pertama, janji untuk meningkatkan upah minimum dari €9,5 per jam menjadi €12 per jam. Komitmen tersebut akan dieksekusi pada tahun pertama pemerintahan. Kedua, janji politik untuk menerapkan pajak kekayaan.
Scholz menilai penerapan pajak kekayaan sebesar 1% kepada kelompok masyarakat paling kaya di Jerman sangatlah penting. Pajak kekayaan menjadi bagian dari program pemulihan ekonomi dan anggaran negara akibat pandemi Covid-19.
Rangkaian rencana kebijakan yang dijabarkan saat masih menjabat posisi menteri keuangan menjadi keunggulan yang tidak dimiliki para pesaing. Hasil survei juga membuktikan Olaf Scholz unggul sebesar 41%.
Angka tersebut jauh mengungguli kandidat lain seperti calon penerus Kanselir Angela Merkel dari kelompok kanan Armin Laschet dengan angka 16% dan calon dari Partai Hijau Annalena Baerbock dengan suara sebesar 12%.
Selain itu, lanjut Neugebauer, pemilih Jerman juga cenderung konservatif dalam urusan kebijakan fiskal. Hal tersebut berlaku bahkan untuk masyarakat dengan orientasi sosial dan politik yang liberal.
"Jajak pendapat menunjukkan pilihan favorit untuk posisi kanselir bahkan di antara pemilih FDP yang liberal secara sosial, tetapi konservatif secara fiskal," ujarnya seperti dilansir The Guardian. (rig)