Anjing milik Presiden Irlandia Michael D. Higgins berjalan bersamanya dan Presiden Prancis Emmanuel Macron saat keduanya bertemu di Aras an Uachtarain, Dublin, Irlandia, Kamis (26/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Clodagh Kilcoyne/Pool/HP/djo
PARIS, DDTCNews - Presiden Prancis Emmanuel Macron membantah kunjungannya ke Irlandia sebagai bentuk tekanan agar Pemerintah Irlandia dapat menyetujui proposal konsensus perpajakan internasional.
Macron menyampaikan Prancis tidak berwenang menekan Irlandia terkait dengan konsensus pajak yang sedang dibahas OECD. Menurutnya, kunjungan kenegaraan sebagai bentuk kerja sama antara kedua negara yang sama-sama jadi bagian dari Uni Eropa.
"Ini bukan kepentingan Prancis untuk memberikan tekanan. Saya pikir konteksnya adalah kerangka kerja yang sedang dilakukan OECD," katanya, dikutip pada Minggu (5/9/2021).
Dia menegaskan Prancis dan Irlandia sebagai anggota Uni Eropa memiliki kepentingan untuk terus menjalin kerja sama dalam berbagai bidang, termasuk dalam area perpajakan. Menurutnya, komunitas Uni Eropa saat ini memiliki pandangan yang sama tentang perombakan pajak internasional.
Perkembangan ekonomi digital membuat keadilan pajak tergerus. Pelaku usaha konvensional skala kecil dan menengah di seluruh negara anggota Uni Eropa rutin membayar pajak, tetapi hal tersebut tidak berlaku pada perusahaan multinasional yang beroperasi secara daring.
"Saya kira semua warga kita [Uni Eropa] sudah tidak dapat menerima lagi jika UKM membayar pajak tapi perusahaan besar anda tidak membayar pajak," jelas Macron.
Dia menambahkan Prancis menghormati kedaulatan Irlandia dalam menentukan kebijakan pajak. Menurutnya, hal yang dilakukan Pemerintah Irlandia sangat luar biasa dalam meningkatkan daya saing ekonomi melalui kebijakan pajak.
Namun, lanjutnya, situasi tersebut perlu perubahan besar, terutama setelah pandemi Covid-19 yang menghantam anggaran seluruh negara di dunia. Pandemi telah menciptakan tantangan baru dalam melakukan pemulihan ekonomi.
"Apa yang Anda (Irlandia) lakukan dalam beberapa dekade terakhir adalah suatu yang unik. Tetapi situasi berubah setelah pandemi. Situasinya sangat berbeda, dunia pasca-Covid merupakan hal yang baru," ujarnya seperti dilansir Irish Times. (rig)