Wisatawan berjalan melewati pemindai panas di dermaga, setelah Langkawi kembali membuka daerahnya untuk wisatawan lokal, ditengah pandemi virus corona (COVID-19), di Malaysia, Kamis (16/9/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Lim Huey Teng/RWA/djo
KUALA LUMPUR, DDTCNews - Pengusaha hotel Malaysia yang tergabung dalam Malaysia Budget and Business Hotel Association (MyBHA) mengusulkan perpanjangan periode pembebasan pajak penjualan dan pelayanan (sales and service tax/SST) hingga Desember 2022.
Presiden MyBHA Sri Ganesh Michiel mengatakan insentif pembebasan SST masih dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan kunjungan wisatawan mancanegara. Asosiasi berharap usulan insentif tersebut masuk dalam APBN 2022.
"Permohonan pengecualian ini untuk mendorong wisatawan asing melakukan perjalanan ke Malaysia ketika sudah diizinkan, sehingga dapat menghidupkan kembali industri pariwisata dan hotel negara ini," katanya, dikutip pada Minggu (24/10/2021).
Sri Ganesh menuturkan pembebasan SST diperlukan untuk semua kategori pajak yang berhubungan dengan wisatawan termasuk akomodasi, paket wisata, dan ritel. Adapun pembebasan SST untuk hotel saat ini berlaku hingga 31 Desember 2021.
Selain itu, lanjutnya, asosiasi juga meminta nilai ambang batas SST tahunan untuk industri hotel dari RM500.000 atau sekitar Rp1,69 miliar menjadi RM1,5 juta. Dia menilai bentuk insentif tersebut bisa masuk dalam APBN 2022 yang ditujukan untuk membantu pemulihan industri hotel.
Dari sisi nonfiskal, ia mendesak pemerintah untuk memperketat operasional platform pariwisata di e-commerce yang dioperasikan perusahaan di luar negeri lantaran merugikan agen perjalanan berlisensi lokal di Malaysia.
Sementara itu, Direktur Pelaksana Perusahaan Sutra Travel and Tourism Management Datuk Syed Razif Syed Yasin meminta pemerintah memberikan dukungan kepada industri pariwisata yang berinvestasi dalam bentuk digitalisasi proses bisnis. Menurutnya, transformasi digital akan membuat pariwisata Malaysia lebih mudah dipasarkan.
"Saya juga menyarankan agar pemerintah memperpanjang periode moratorium untuk industri pariwisata, sementara kami menghidupkan kembali bisnis setelah larangan perjalanan antarnegara dicabut," ujarnya seperti dilansir malaymail.com. (rig)