Ilustrasi. Pramuniaga menunjukkan fitur dari sebuah mobil listrik yang dipajang dalam pameran bertajuk Malang Autoshow 2022 di Hall Malang Olympic Garden, Jawa Timur, Kamis (25/8/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/wsj.
KUALA LUMPUR, DDTCNews - Asosiasi Otomotif Malaysia, Malaysian Automotive Association (MAA) meminta pemerintah untuk memperpanjang pemberian insentif pajak untuk mobil listrik sampai dengan tahun depan.
Presiden MAA Aishah Ahmad mengatakan pemerintah perlu memberikan stimulus untuk mendukung pasar mobil listrik. Menurutnya, insentif soal mobil listrik perlu dimasukkan kembali dalam kebijakan APBN 2023.
"Kami meminta perpanjangan pembebasan pajak impor dan bea masuk penuh untuk kendaraan listrik unit built up (CBU), sementara pasar sedang mempersiapkan pertumbuhan mobil listrik di Malaysia," katanya, dikutip pada Senin (19/9/2022).
Aishah juga mengusulkan pemberian insentif pajak hingga 10 tahun. Menurutnya, pembentukan pasar mobil listrik tidak bisa berlangsung cepat mengingat harganya yang masih mahal.
Saat ini, pemerintah Malaysia baru memberikan pembebasan bea masuk 100% untuk kendaraan listrik CBU hingga 2023 dan completely knock down (CKD) hingga 2025.
Dia menjelaskan pemerintah juga berkomitmen untuk terus mendorong penjualan mobil listrik CKD. Angka penjualan mobil listrik dari unit CBU saat ini tercatat mulai naik sejalan dengan pemberian insentif pajak.
Menurut Aishah, minat masyarakat terhadap kendaraan listrik telah meningkat setelah pengumuman APBN 2022. Secara bersamaan, produsen kendaraan listrik juga terus memperkenalkan model-model kendaraan listrik yang menjadi unggulan.
"Setidaknya ada 274 unit mobil listrik baru yang didaftarkan pada 2021 dari total volume industri mobil mencapai 508.911 unit," ujarnya seperti dilansir malaymail.com. (rig)