JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia April 2017 mencapai US$13,17 miliar atau menurun 10,30% dibanding ekspor Maret 2017 senilai US$14,68 miliar. Sementara dibanding April 2016 meningkat 12,63%.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan ekspor nonmigas April 2017 mencapai US$12,19 miliar, turun 7,43% persen dibanding Maret 2017. Sedangkan dibanding ekspor April 2016 naik 12,89%.
“Penurunan ekspor pada April 2017 disebabkan oleh menurunnya ekspor non migas dari US$13,17 miliar menjadi US$12,19 miliar. Penurunan juga terjadi pada ekspor migas yang turun 35,36%, dari US$1.51 miliar menjadi US$0,98 miliar,” ujarnya di BPS Jakarta, Senin (15/5).
Penurunan ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor hasil minyak sebesar 51,89% menjadi US$87,1 juta, dan penurunan ekspor minyak mentah turun 50,65% menjadi US$302,5 juta. Bahkan ekspor gas juga turun 18,11% menjadi US$587,2 juta.
Sementara itu, volume ekspor migas pada bulan April 2017 terhadap bulan Maret 2017 untuk hasil minyak justru turun 43,69%, minyak mentah turun 49,23%, serta gas juga turun 24,33%. Harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia meningkat dari US$48,71 per barel pada bulan Maret 2017 menjadi sebesar US$49,56 per barel pada bulan April 2017.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia pada periode Januari-April 2017 mencapai US$53,86 miiar atau naik 18,63% dibanding dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Demikian juga terjadi pada ekspor kumulatif non migas yang mencapai US$48,90 miliar atau meningkat 19,40%.
Selain itu, peranan dan perkembangan ekspor non migas Indonesia berdasar sektor pada bulan Januari-April 2017 didominasi oleh produk industri pengolahan yang mendominasi sebesar 75,14%, meskipun peningkatannya sangat minim yaitu 15,60%jika dibandingkan dengan bulan Januari-April 2016.
Peningkatan terbesar justru terjadi pada sektor pertambangan dan lainnya yang meningkat 42% dari bulan Januari-April 2016 hingga bulan Januari-April 2017. Namun, sektor ini hanya berkontribusi sebesar 13,56%. (Amu)