JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah menyatakan realisasi belanja Kementerian atau Lembaga (K/L) tahun 2017 lebih tinggi dibanding tahun 2016. Kendati demikian, belanja pemerintah pusat diiringi dengan kinerja penyerapan terhadap pagu yang lebih baik.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan perbaikan kualitas belanja pemerintah pusat tercermin dari sejumlah aspek yang mendorong perbaikan belanja. Salah satunya yaitu perbaikan pola penyerapan anggaran, peningkatan efisiensi belanja barang dan peningkatan kinerja belanja modal.
“Beberapa aspek lain yang juga mendorong perbaikan, seperti terjaminnya pencapaianoutput pada outcome, simplifikasi pertanggungjawaban anggaran dalam rangka menggenjot efisiensi, subsidi dan bantuan sosial lebih tepat sasaran, serta penghematan bunga utang akibat perbaikan nilai tukar dan perbaikan kredibilitas APBN,” ujarnya di Kementerian Keuangan Jakarta, Selasa (2/1).
Secara keseluruhan belanja pemerintah pusat sementara terealisasi Rp1.259,6 triliun atau 92,1% dari target yang dipatok dalam APBNP 2017 sebesar Rp1.367 triliun dengan pertumbuhan sekitar 9,1% dibandingkan dengan realisasi tahun 2016.
Sementara, realisasi sementara belanja K/L mencapai Rp759,6 triliun atau 95,1% dari target APBNP 2017 Rp798,6 triliun dengan pertumbuhan 11%. Kemudian realisasi sementara belanja non K/L mencapai Rp500 triliun atau 88% dari target APBNP Rp568,4 triliun dengan pertumbuhan 6,4%.
Realisasi sementara belanja non K/L meliputi pembayaran bunga utang sebesar Rp216,6 triliun atau 98,8% dari target APBNP Rp219,2 triliun dengan pertumbuhan 18,5%. Serta realisasi subsidi mencapai Rp166,3 triliun atau 98,5% dari target APBNP Rp168,9 triliun dengan pertumbuhan minus 4,6%.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu pun menjabarkan subsidi energi terealisasi Rp97,6 triliun atau 108,7% dari target APBNP Rp89,9 triliun dengan pertumbuhan minus 8,6%. Lalu subsidi non energi terealisasi Rp68,6 triliun atau 86,9% dari target APBNP Rp79 triliun dengan pertumbuhan 1,8%.
“Subsidi BBM (Bahan Bakar Minyak) dan LPG (Liquid Petroleum Gas) terealisasi Rp47 triliun atau 105,7% dari target APBNP Rp44,5 triliun dengan pertumbuhan 7,7%. Sedangkan subsidi listrik tercapai Rp50,6 triliun atau 111,5% dari target APBNP Rp45,5 triliun dengan pertumbuhan minus 19,8%,” katanya. (Amu)