INVESTASI EKONOMI

Jokowi Minta Pimpinan Daerah Usut Penghambat Investasi

Redaksi DDTCNews
Rabu, 24 Januari 2018 | 08.54 WIB
Jokowi Minta Pimpinan Daerah Usut Penghambat Investasi

JAKARTA, DDTCNews – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh pemimpin daerah untuk mempercepat perizinan investasi. Menurutnya, hal itu harus segera dilakukan selagi tingkat kepercayaan investor terhadap Indonesia masih cukup tinggi.

Jokowi menegaskan Indonesia sejatinya memiliki momentum yang baik untuk mengundang investor mengembangkan modalnya di Indonesia. Mengingat, Indonesia sudah diakui oleh lembaga pemeringkat internasional dari Moodys, S&P hingga Fitch Rating yang memberikan peringkat Investment Grade.

“Kepercayaan investor itu adalah suatu momentum, maka kuncinya adalah investasi dan ekspor yang bisa mendongkrak perekonomian nasional. Masalah yang menghambat investor adalah proses perizinannya, padahal ribuan investor sudah berdiri di depan gerbang,” ujarnya di Istana Presiden Jakarta, Selasa (23/1).

Dia pun menjelaskan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla juga sempat mengumpulkan investor sekaligus duta besar khusus untuk membahas masalah terkait dengan akselarasi investasi di Indonesia dan menguak berbagai persoalan yang menjadi penghambatnya, khususnya soal perizinan investasi.

“Saya kerap sampaikan bahwa Indonesia sedang dalam fase yang sehat, tapi kenapa tidak bisa berlari kencang? Akhirnya terkuak ada masalah di proses perizinan yang menghambat Indonesia berlari cepat,” ungkapnya.

Di samping pertemuannya dengan pimpinan daerah seperti Gubernur dan Ketua DPRD, Jokowi ingin mengarahkan seluruh pejabat itu memiliki panduan dan visi yang sama dalam menyelesaikan berbagai masalah yang masih terjadi di daerah.

“Dalam waktu dekat harus membuat single submission yang didahului pembentukan Satgas Daerah, seiring dengan memberi tugas masing-masing. Maka seluruh pimpinan daerah bisa satu bahasa dengan pemerintah pusat dalam menyelesaikan masalah penghambat laju investasi,” paparnya.

Selain itu, Jokowi menambahkan momentum baik yang tengah dimiliki Indonesia tercermin pada cadangan devisa sebesar US$130 miliar, serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah tembus pada angka 6.500 dan menggagalkan prediksi segelintir kalangan yang sempat memproyeksi IHSG hanya tembus 6.000.

Kemudian, beberapa daerah hingga saat ini sudah mengalami dan merasakan kenaikan harga batu bara, harga minyak kelapa sawit. Lebih jauh, Jokowi juga mencatat adanya provinsi yang memiliki kekuatan pada komoditas perekonomiannya dari sebelumnya hanya 2% menjadi 5%. (Amu)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.